REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Kamis siang masih stabil, karena pelaku pasar belum aktif transaksi, meski dolar AS di pasar global melemah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun satu poin menjadi Rp 8.933 - Rp 8.943 per dolar dari sebelumnya Rp 8.932 -Rp 8.942.
Direktur PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis (21/10) mengatakan, rupiah masih sulit untuk bergerak naik, meski faktor eksternal positif terhadap pasar uang. Apalagi pelaku asing masih menahan diri masuk ke pasar, karena pasar global memanas akibat Bank Sentral China menaikkan bunganya, katanya.
Karena itu, lanjut Edwin Sinaga, pelaku pasar sedang memfokuskan diri terhadap masalah global yang makin memanas, akibatnya perdagangan mata uang di dalam negeri agak mengendor. Kenaikan suku bunganya itu, bermula dari pemerintah Amerika Serikat yang meminta pemerintah Cina menaikkan mata uang Yuan yang dinilai rendah.
Namun kenaikan suku bunga itu mendorong pelaku asing membeli Yuan karena bunganya tinggi yang menimbulkan kekhawatiran AS bahwa pelaku asing akan beralih memiliki yuan ketimbang dolar, tuturnya. Menurut dia, masalah global kemungkinan belum ada kaitannya dengan rupiah Indonesia yang masih tetap stabil dimana pada sesi pagi sempat menguat 11 persen.
Namun berkurangnya aksi beli pelaku asing yang diikuti pelaku lokal mengakibatkan rupiah terkoreksi tipis, ucapnya. Ia mengatakan, peluang rupiah untuk naik masih ada pada Kamis sore, apalagi faktor positif sangat mendukung. Jadi koreksi yang terjadi karena kekhawatiran yang berlebihan pelaku pasar atas mengenai mata uang global, katanya.