Jumat 15 Oct 2010 17:32 WIB

Saham Perbankan Seret Wall Street Turun

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Sebuah penurunan tajam saham perbankan menyeret Wall Street ke dalam posisi merah pada Kamis waktu setempat, karena kekhawatiran atas skandal penyitaan melebihi harapan stimulus baru pemerintah untuk meningkatkan perekonomian. Bank-bank besar AS terpukul di tengah kekhawatiran bahwa kesalahan penanganan puluhan ribu dokumen penyitaan dapat membebani laba hipotik atau KPR (kredit pemilikan rumah).

Saham Bank of America merosot 5,2 persen, saham Wells Fargo turun 4,2 persen, saham Citigroup turun 4,5 persen dan saham JPMorgan Chase menyusut 2,8 persen. Pada Rabu, pengacara umum dari seluruh 50 negara bagian setuju untuk bergabung menyelidiki praktik penyitaan pemberi pinjaman hipotek (KPR), setelah bank-bank besar bertindak membekukan penyitaan. "Ketidakpastian yang diciptakan oleh suspensi penyitaan bisa menunda pemulihan kredit bank untuk perusahaan maupun rumah tangga," kata analis Chris Lafakis dari Moody's Economy.com.

JPMorgan Chase pada Rabu membukukan laba kuartalan lebih kuat dari yang diharapkan dengan keuntungan naik 23 persen dari tahun lalu menjadi 4,4 miliar dolar. Citigroup akan merilis pendapatannya pada Senin depan. Meskipun demikian, blue-chip Dow Jones Industrial Average terperosok 1,51 poin (0,01 persen) menjadi 11.094,57 poin, dan indeks S&P 500 lebih luas turun 4,29 poin (0,36 persen) pada 1.173,81 poin.

Indeks komposit teknologi Nasdaq turun 5,85 poin (0,24 persen) menjadi 2.435,38. Satu jam sebelum pasar dibuka, serangkaian data ekonomi dicat bervariasi, meskipun kebanyakan negatif, menggambarkan kondisi ekonomi saat ini. Defisit perdagangan AS melonjak menjadi 46,3 miliar dolar pada Agustus karena kesenjangan dengan China mencapai rekor tertinggi baru, menurut Departemen Perdagangan.

Pertumbuhan impor tetap menunjukkan bahwa pengecer meningkatkan stok dalam harapan peningkatan penjualan. Pada saat yang sama, kenaikan harga makanan dan energi mendorong inflasi di tingkat grosir untuk ketiga bulan berturut-turut pada Agustus, sebesar 0,4 persen.

Klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik 13.000 minggu lalu, menjadi 462.000, jauh di atas tingkat 450,000 yang diharapkan oleh ekonom. Angka klaim minggu sebelumnya direvisi naik menjadi 449.000, dari 445.000.

Data terbaru mendukung harapan di Wall Street untuk Federal Reserve melanjutkan pembelian aset utama dalam upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi yang lemah dalam apa yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif. "Kerugian datang bahkan waktu peningkatan tak terduga dalam klaim awal mingguan pengangguran AS, lebih panas dari yang diperkirakan angka pada inflasi grosir, dan lebih luas dari yang diantisipasi defisit perdagangan, terus mengangkat harapan upaya stimulus Fed lebih lanjut," kata analis di Charles Schwab.

Dalam berita perusahaan, raksasa mesin pencari internet Google melaporkan bahwa laba bersih kuartalannya melonjak menjadi 2,17 miliar dolar AS dibandingkan dengan 1,64 miliar dolar pada periode yang sama 2009, kenaikan didukung perkembangan iklan bisnis Internet. Pendapatan Google untuk kuartal yang berakhir pada 20 September mencapai 7,29 miliar dolar, meningkat 23 persen dari tahun lalu.

Rivalnya, Yahoo! sahamnya melonjak 4,46 persen pada laporan bahwa beberapa perusahaan, termasuk AOL, mempertimbangkan mengambilalih semua kekayaan perusahaan mesin pencari internet itu.

Pasar obligasi lebih rendah.

Hasil pada obligasi Treasury 10-tahun AS naik menjadi 2,50 persen dari 2,43 persen pada Rabu, sedangkan pada obligasi 30-tahun naik menjadi 3,90 persen dari 3,83 persen. Hasil dan harga obligasi bergerak dalam arah yang berlawanan.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement