Rabu 06 Mar 2024 06:10 WIB

Pengamat: Saham Perbankan Berpotensi Cerah Seiring Pertumbuhan Kredit

Kontribusi laba sektor perbankan terhadap emiten di Indonesia masih yang paling besar

Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Pekerja berada didekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) usai pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Research BCA Sekuritas Andre Benas mengatakan saham emiten sektor perbankan berpotensi melanjutkan penguatan. Hal itu seiring prospek pertumbuhan kredit yang masih cukup baik pada 2024.

"Secara pertumbuhan, kontribusi laba bersih sektor perbankan terhadap laba bersih emiten di Indonesia masih berkontribusi paling besar," kata Andre dalam diskusi bertajuk Economic Outlook 2024: Peluang Investasi di Tengah Gonjang Ganjing Dunia di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Baca Juga

Ia mengaku tidak khawatir dengan pertumbuhan laba bersih di sektor perbankan, karena prospek pertumbuhan kredit masih cukup baik. "Pada 2024 kalau ekonomi Indonesia baik-baik saja, harusnya kita masih bisa bertumbuh," kata Andre.

Selain sektor perbankan, ia menyebut beberapa sektor berpotensi mencatatkan kinerja positif pada tahun ini. Di antaranya infrastruktur jalan tol, properti, dan menara telekomunikasi.

Menurut dia, suku bunga acuan yang diproyeksikan turun pada 2024 akan membawa angin segar untuk saham-saham yang menghuni sektor tersebut. "Kalau kita melihat kinerja pada Februari 2024 yang sudah mulai perform itu toll road. Kita lihat sektor yang berhubungan dengan interest rate sensitive itu seperti komunikasi, performaanya luar biasa," ujar Andre.

Optimisme yang sama disampaikan Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual. Menurut dia, peluang pertumbuhan penyaluran kredit perbankan masih terbuka lebar seiring permintaan masyarakat yang menguat.

Di sisi lain, ia mengingatkan kondisi perekonomian pada 2024 akan lebih menantang dibandingkan 2023, yang mana prospek ekonomi Indonesia tidak terlepas dari kondisi ekonomi global

Namun demikian, ia melihat perekonomian nasional masih akan positif pada tahun ini. Menurut David, tahun ini Indonesia masih bisa tumbuh kurang lebih lima persen.

"Kita berharap dari sisi investasi ada banyak faktor lain yang kita perhatikan. Kita cautiously optimistic lah di tahun ini. Sektor konsumsi juga cukup bagus. Perilakunya di tahun ini relatif lebih baik," kata David menjelaskan.

BCA dan entitas anak membukukan laba bersih yang tumbuh 19,4 persen year on year (yoy) mencapai Rp 48,6 triliun sepanjang 2023. Kinerja itu ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement