Jumat 15 Oct 2010 03:22 WIB

PLTP Ulubelu Siap Beroperasi 2012

Rep: agung budiono/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Program peningkatan pemanfaatan panas bumi berupa penyelesaian Pembangkit  Listrik  Tenaga Panas  Bumi  (PLTP) berkapasitas  2x55  Megawatt  (MW)  di Ulubelu (Lampung) yang saat ini sudah pada tahap evaluasi harga. Rencananya PLTP tersebut akan beroperasi pada akhir tahun 2012. Upaya ini dilakukan untuk mendorong pemanfaatan energi panas bumi di Tanah Air.

Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Energi dan Sumber  Daya Mineral  (KESDM), Kardaya Warnika menjelaskan, PLTP Ulubelu merupakan  salah  satu proyek yang digenjot pemerintah  untuk menaikkan pemanfaatan  panas  bumi agar pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) dapat dimaksimalkan. “Untuk Ulubelu sekarang sudah dalam tahap evaluasi harga, tunggu saja hasilnya,” paparnya di Jakarta  Kamis, (14/10).

Manajer Komunikasi Pertamina Geothermal Energy (PGE),  Adiatma  Sardjito mengatakan, saat ini untuk pembangunan proyek tersebut  sedang  dalam proses Engineering, Procurement, Construction (EPC). “PLTP ulubelu akan beroperasi pada akhir 2012,” paparnya.  Ditambahkannya, harga jual uap juga telah disepakati  antara  PLN dan PGE  dengan harga 4,2 dolar per sen/kilowatt hour (kwh).

Kembali ke Kardaya, selain PLTP Ulubelu dalam rencana kerja KESDM, terdapat beberapa proyek PLTP lain  yang  dimasukan  dalam target  peningkatan  pemanfaatan panas bumi  yaitu  PLTP Lahendong (Sulawesi  Utara) yang saat ini dalam  tahap pekerjaan fasilitas, penyelesaian  PLTP Sarulla (sumatera Utara) sedang  dalam  tahap verifikasi  oleh  Badan Pengawasan Keuangan  dan Pembangunan (BPKB)  serta  PLTP Ulumbu (NTT) dengan kapasitas 5 MW yang  sedang  dalam disain ulang.

Selama periode kerja satu tahun Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, menurut Kardaya, yakni pencapaian di bidang Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) selain peningkatan pemanfaatan panas bumi yaitu melaksanakan program peningkatan EBT untuk tenaga listrik, biogas, dan bahan bakar nabati serta terbentuknya Ditjen EBTKE.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement