REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta--Realisasi penerimaan cukai hingga 7 Oktober 2010 mencapai Rp 50,24 triliun atau 98,30 persen dari target dalam APBNP 2010. Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Thomas Sugijata di Gedung Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan Jakarta, Rabu, menyebutkan, jika dibandingkan dengan target proporsional yang seharusnya dicapai hingga 7 Oktober 2010, maka realisasi penerimaan cukai mencapai 117,11 persen.
Sementara itu realisasi penerimaan bea masuk mencapai 98,30 persen dari target APBNP 2010 atau secara nominal mencapai Rp14,85 triliun, sementara dibanding target proporsional telah mencapai 134,5 persen.
Sedangkan realisasi penerimaan bea keluar baru mencapai 85,54 persen atau Rp3,56 triliun, atau dibanding target proporsional mencapai 89,54 persen. "Bea keluar memang bukan merupakan instrumen penerimaan tetapi merupakan instrumen pengendalian ekspor," katanya.
Ia menyebutkan, dengan adanya kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) saat ini, diharapkan penerimaan bea keluar juga akan mengalami kenaikan. Menurut Thomas, selain tiga komponen itu, Ditjen BC juga menghimpun penerimaan pajak dalam rangka impor (PDRI), yang realisasinya hingga 7 Oktober mencapai Rp83,76 triliun. "Jumlah ini naik 30 persen dibanding periode yang sama tahun 2009," katanya.
BC juga menghimpun penerimaan negara dari PPN hasil tembakau yang realisasinya mencapai Rp8,89 triliun sehingga jika dijumlah penerimaan PDRI dan PPN hasil tembakau mencapai Rp92,65 triliun. "Jika dijumlah semua yang dihimpun yaitu bea masuk, cukai, bea keluar, PDRI, dan PPN hasil tembakau, maka semuanya sebesar Rp151,90 triliun," kata Thomas.