Rabu 13 Oct 2010 23:02 WIB

Dolar Melemah, Harga Minyak Terdongkrak Naik

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Rabu (13/10) karena pedagang mengambil keuntungan dari melemahnya dolar untuk membeli cepat-cepat minyak mentah berjangka, kata analis.

 Kontrak utama New York, minyak mentah 'light sweet' untuk pengiriman November, naik 38 sen menjadi 82,05 dolar AS per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

Minyak mentah 'Brent North Sea' untuk pengiriman November maju 25 sen menjadi 83,75 dolar AS.

 Mata uang AS yang jatuh mempengaruhi pedagang untuk membeli minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS, kata Ong Yi Ling, analis investasi untuk Phillip Futures di Singapura. "Saya pikir bahwa minyak mentah akan terus mengambil isyarat dari dolar AS dan kelemahan dolar AS lebih lanjut akan bermanfaat bagi minyak mentah," katanya.

Sebuah kemerosotan nilai 'greenback' ini membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar AS lebih menarik untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Euro dibeli 1,3960 dolar AS di awal perdagangan Asia, naik dari 1,3876 dolar akhir Selasa di New York.

Harga minyak dunia telah merosot pada Selasa, menjelang pertemuan produksi kartel OPEC minggu ini, setelah pemain dominan Arab Saudi menyatakan bahagia dengan tingkat harga saat ini. Ong mengatakan, dia yakin harga minyak akan didukung dengan baik di tingkat saat ini setelah menembus 80 dolar minggu lalu. "Selama minyak bertahan pada tingkat ini, saya sedikit `bullish` pada minyak mentah," kata dia.

sumber : ant/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement