Rabu 13 Oct 2010 04:42 WIB

RI Tawarkan Pembangunan Infrastruktur ke Jepang

Rep: Teguh Firmansyah / Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah Indonesia akan memanfaatkan pertemuan bilateral dengan Jepang pada 14-16 Oktober 2010 untuk menawarkan sejumlah proyek infrastruktur. Termasuk salah satu didalamnya infrastruktur pendukung pembangunan koridor ekonomi.

Demikian disampaikan Menko Perekonomian Hatta Rajasa di Kantornya, Selasa (12/11). Hatta menjelaskan pertemuan dengan Jepang akan mengangkat beragam isu ekonomi, terutama terkait dengan penyediaan infrastruktur. Jepang, kata Hatta, akan membantu membangun dan meneruskan pembangunan enam koridor ekonomi. Utamanya di Jawa, yakni Jabodetabek akan menjadi pilot project pembangunannya.   

Pembangunan infrastruktur yang dimaksud dapat dimulai dengan pengerjaan Mass Rapid Transit (MRT) atau sistem transportasi massal di wilayah metropolitan Jabodetabek. "Saya mengingingkan ada sesuatu yang kongkret, langsung terhadap pembangunan infrastruktur. Kita ambil dulu dari enam koridor ekonomi, kita ambil modelnya jawa dulu deh. Jawa, Jabodetabek dulu," paparnya Hatta.

Bentuk kongkret itu, lanjut Hatta, berupa pendanaan. Pasalnya jika hanya sekedar studi maka itu sudah dianggap selesai. Tinggal kini bagaimana realisasinya. "Kalau studi 6 koridor itu sudah dianggap selesai. Tinggal bagaimana implementasinya. Saya inginkan itu, dan itu saya sudah sampaikan ke dubes. Tolong sampaikan ke Jepang supaya agenda itu muncul," jelasnya.

Sebagaiman diketahui pemerintah berencana untuk membangun enam wilayah koridor ekonomi diantaranya pantai timur Sumatera, Pantai Utara Jawa, Kalimantan, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua. Koridor ekonomi adalah lingkup kawasan yang sedang ingin dibangkitkan kegiatan ekonominya.

Proyek yang dibangun di koridor ekonomi itu meliputi sejumlah hal, seperti infrastruktur tol, pelabuhan hingga ke pembangunan bidang perdagangan, produksi, dan jasa. Pembangunan koridor ekonomi bertujuan meningkatkan mobilitas barang, jasa, dan orang dari satu daerah ke daerah lain.

Soal berapa nilai investasinya, menurut Hatta belum bisa disampaikan saat ini. Pemerintah akan menunggu tanggapan dari Jepang. "Nanti kita lihat disana. Karena program yang mereka tawarkan ini kan untuk pembangunan infrastruktur di kawasan metropolitan dan daerah berpengaruh di sekitarnya, kira-kira Jabodetabek lah," terangnya.

Sebetulnya, kata Hatta, ada tiga agenda besar dalam pertemuan ini. Pertama yakni bisnis forum, berupa paparan dari Kadin Indonesia. Lalu pertemuan dengan KEI dan REN serta pertemuan antara menteri kedua negara. "Pertemuan ini sangat penting karena bukan pertemuan bilateral biasa," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement