REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar akan kembali memanggil para petinggi PT Angkasa Pura II dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini menyusul kembali padamnya listrik di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jumat (1/10) pada pukul 10.40 WIB hingga 11.22 WIB.
"Kalau bisa sore ini ya hari ini saya panggil. Kalau tidak bisa ya besok. Kita akan memanggil AP II dan PLN untuk meminta pertanggungjawaban dan menganalisa (padamnya listrik) bersama," kata Mustafa saat ditemui di kantornya sore ini.
Menurutnya, sejauh ini faktor pemicu padamnya listrik di Soekarno Hatta karena peralatan yang sudah usang. Namun, Mustafa menginginkan adanya solusi atas masalah kelistrikan tersebut. "Kelihatannya sesuatu yang tidak bisa dielak oleh mereka (AP II dan PLN) karena memang alat (kelistrikan bandara) kita sudah tua. Saya ingin ada solusi, apakah perlu setiap bandara di-back up secara khusus, misalnya, agar tidak terjadi hal-hal seperti ini," jelas Mustafa.
Mengingat penyebab padamnya lsitrik di Soekarno Hatta belum pasti, ia menyatakan belum bisa memberikan sanksi kepada AP II dan PLN. Namun, jika ternyata penyebabnya lebih kepada human error terutama faktor sumber daya manusia (SDM) kedua BUMN tersebut, maka tidak ada ampun lagi.
"Apakah diberi sanksi atau tidak, kita lihat dulu apa penyebab matinya listrik. Saya sudah sangat tidak ada ampun kalau memang itu faktor SDM atau faktor manajemen. Nah, nanti kita minta dulu pertemuan dengan mereka, apakah sudah maksimal lini-per-lini, apakah kerjasama dengan PLN sudah bagus," terang Mustafa.
Sebelumnya, Kepala Humas PLN, Bambang Dwiyanto, menyatakan padamnya listrik di Soekarno Hatta diduga akibat kegiatan pengujian kehandalan suplai listrik bandara yang tengah dilakukan PLN. Kegiatan itu menyebabkan gangguan yang diperkirakan terjadi pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 150 kV antara Duri Kosambi dan Cengkareng.
"Memang terjadi gangguan di saluran udara tegangan tinggi (SUTET) 150 KV antara Duri Kosambi dan Cengkareng yang menyebabkan padamnya Gardu Induk Cengkareng yang menyuplai bandara," katanya.
Dia mengatakan saat ini penyebabnya sedang diselidiki. Bambang menguraikan sekarang ini PLN sedang melaksanakan pendampingan dengan AP II untuk pengetesan dan lain-lain dalam rangka menormalkan sistem kelistrikan bandara. Dia menjelaskan pada proses pengujian tersebut, mesin genset langsung mengambil alih beban bandara pada saat terjadinya gangguan transmisi 150 kV dari Duri Kosambi ke Gardu Induk Cengkareng selama 25 menit.
"Sehingga terbukti sistem listrik bandara sudah kembali normal dengan antisipasi genset tersebut. Selanjutnya AP II bersama PLN akan lebih menyempurnakan sistem kelistrikan bandara, misalnya dengan menambah back-up pada daerah-daerah yang dianggap penting di luar yang sudah di-back up saat ini," pungkas Bambang.