Sabtu 25 Sep 2010 04:14 WIB

Pemerintah Masih Buka Peluang Mobnas

Rep: Shally Pristine/ Red: Endro Yuwanto
Mobnas/ilustrasi
Mobnas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah masih membuka peluang bagi prinsipal otomotif yang ingin berpartisipasi dalam proyek mobil nasional (mobnas). Menteri Perindustrian, MS Hidayat menargetkan perumusan program bernilai ratusan juta dolar AS ini rampung Desember mendatang.

"Jadi sudah pasti tapi size dan sebagainya tergantung hasil perundingan," kata Hidayat kepada wartawan ketika ditemui di sela-sela Musyawarah Nasional (Munas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jumat (24/9).

Hidayat mengatakan, saat Chairman Suzuki Motor Corp, Osamu Suzuki datang ke Indonesia beberapa hari lalu, pihaknya memang sudah melakukan pembicaraan terkait hal ini. Namun, dia mengatakan, masih terbuka peluang bagi prinsipal lain seperti Daihatsu dan Hyundai ke dalam proyek ini. Sekarang, pihaknya masih mempelajari penawaran dari masing-masing prinsipal. "Yang penting kompetitif dan buat kepentingan nasional. Jangan difinalkan dulu, kan mesti lihat yang terbaik," katanya.

Menurut Hidayat, ada beberapa nilai plus bila menggandeng Suzuki dalam proyek ini. Misalnya, mereka mau menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bahkan hingga mesinnya. Selain itu, dia juga memasukkan pertimbangan pengalaman prinsipal tersebut dalam proyek serupa di beberapa negara misalnya Pakistan dan India. "Dia (Osamu Suzuki) minta pemerintah Indonesia bisa memberikan (insentif) apa kalau saya buat itu," ucapnya.

Sedangkan untuk Daihatsu, Hidayat mengaku masih mempelajari konsep yang mereka tawarkan. Saat berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu, dia sudah berkunjung ke pabrik prinsipal tersebut dan bertemu jajaran pimpinan. Sementara, untuk Hyundai, Direktur Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Kemenperin, Budi Darmadi mengunjungi Hyundai untuk finalisasi investasi sebagai basis produksi. "Saya ingin produksi dimulai di Indonesia bukan hanya assembling," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement