REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat energi Pri Agung Rakhmanto menilai pembatasan penggunaan BBM subsidi tidak mungkin diterapkan tahun ini. Menurut Pri Agung, jika akan diterapkan tahun ini maka waktunya terlalu sempit. ''Kalau untuk tahun ini waktunya sudah terlalu mepet,'' kata Pri yang juga Direktur Eksekutif Reforminer Institute ini, Rabu (15/9). Mepetnya waktu ini kata dia baik dari sisi persiapan teknis menyangkut jaminan ketersediaan BBM non subsidi maupun untuk sosialisasinya.
Pri Agung pun menilai jika diterapkan tahun ini tidak akan terlalu efektif. ''Tidak akan efektif untuk tahun ini karena maksimal paling hanya bisa hemat sekitar Rp2,6 triliun,'' kata Pri Agung. Itupun lanjut dia jika tidak ada kendala dalam implementasinya.
Sementara itu kata Pri Agung, jika kebijakan ini ini diterapkan pada tahun depan, maka hal itu berpotensi menghemat anggaran hingga Rp 10,5 triliun. ''Itupun jika lancar,'' kata dia.
Meski demikian kata Pri Agung tetap saja kebijakan ini merupakan kebijakan nanggung, populis dan tidak menyelesaikan akar masalah ketergantungan energi terhadap BBM. ''Ini hanya solusi instan yang hanya berdampak pada anggaran subsidi di APBN saja tidak lebih,'' tandas dia.