REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat perminyakan, Pri Agung Rakhmanto, menyatakan jika memang terjadi pencemaran minyak akibat meledaknya kapal tanker Malaysia yang mengangkut minyak mentah dari PT KEI, maka pemilik kapal harus bertanggung jawab atas pencemaran tersebut.
Karena, lanjut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute ini, minyak sudah berada di dalam kapal. ''Yang punya kapal yang tanggung jawab,'' kata dia. Kejadian serupa kata dia terjadi pada Exxon Valdez Oil Spill di Alaska pada 1989.
Menurut Pri, tidak kurang 4,4 miliar dolar AS harus dikeluarkan Exxon sebagai pemilik tanker waktu itu untuk kompensasi kerugian penduduk yang terdampak, biota dan ekosistem laut yang rusak, dll. ''Termasuk pemulihannya dalam waktu tidak kurang tiga tahun sesudahnya,'' kata dia.
Sementara itu Sesditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Bobby R Mamahit, menyatakan berdasarkan laporan terakhir yang diterimanya, tidak ada pencemaran laut dari meledaknya kapal tangker tersebut. ''Laporan terakhir dari Kakanpel Sapeken saat ini sudah di pasang Oil Boom untuk melokalisir jika terjadi tumpahan minyak, jadi di sekeliling kapal sudah dipasang Oil Boom,'' katanya kepada Republika, Ahad (29/8).
Selain itu kata Bobby Laporan dari Posko Kangean menyebutkan hal senada bahwa di sekelilig kapal sudah terpasang Oil Boom. Alat ini merupakan karet panjang, terapung di permukaan laut sehingga tumpahan jadi terlokalisir. Setelah itu minyak disedot menggunakan oil schemer. ''Tidak ada pencemaran, ini laporan dari Posko di Kangean Energi Indonesia Limited,'' kata Bobby.
Petugas dari perhubungan laut sendiri kata Bobby sudah ada yang ditugaskan ke sana untuk mengawasi dan menyelidiki insiden tersebut. ''Kita kirim dua orang pejabat eselon tiga, sekarang sudah di Denpasar dan baru besok pagi ke lokasi, karena butuh sekitar 45 menit menggunakan copper dari Denpasar, itupun jika cuaca bagus,'' kata dia.
Bobby mengungkapkan, ledakan terjadi di tangki 5 wing kiri. ''jam 8 meledak diatasi jam 11, ledakan ini mengakibatkan air masuk sebagian melalui tangki kiri dan mengakibatkan kapal miring 15 derajat,'' kata dia. Laporan terakhir ABK kapal sudah kembali ke kapal untuk menegakkan kapal kembali. ''Pencemaran enggak ada, karena tangkinya kosong waktu meledak,'' kata dia.