REPUBLIKA.CO.ID,INDRAMAYU--Menteri Pertanian, Suswono, meminta kepada importir dan pengusaha penggemukan sapi bakalan agar menyalurkan stok sapi yang mereka miliki ke pasar. Selain tidak menguntungkan, menahan lama-lama sapi di kandang akan dimanfaatkan para pedagang spekulan untuk mencari untung besar.
Menurut Suswono, apabila pedagang daging sapi di pasar merasa suplai daging berkurang sedikit saja, maka hal itu akan dimanfaatkan dengan menaikkan harga. Alasan pedagang, suplai terganggu padahal permintaan pasar meningkat. ''Padahal sebenarnya tidak ada masalah pada supply and demand-nya,'' ujar Mentan usai acara panen raya padi di Desa Beduyut, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (20/8).
Suswono melanjutkan, berdasarkan pertemuan dengan para pemangku kewenangan di bidang pangan, importir dan pengusaha penggemukan sapi bakalan memang mengakui agak sedikit menghemat distribusi stok sapi mereka ke pasar. Padahal, sampai saat ini masih ada 140 ribu ekor sapi siap potong yang ada di kandang importir. Stok sebanyak itu, kata Mentan, mencukupi untuk kebutuhan daging sapi sampai akhir tahun. ''Makanya kita minta itu sapi segera disalurkan ke pasar, jangan ditahan di kandang,'' imbuhnya.
Dikatakan, selama ini importir menahan sapi-sapi mereka lantaran khawatir tidak memiliki cadangan sapi bakalan lagi di kandang. Kebijakan pemerintah membatasi kuota impor sapi bakalan menjadi salah satu penyebabnya. Suswono menegaskan, sebenarnya kekhawatiran importir tak perlu terjadi. Pemerintah memang membatasi kuota impor sapi tahun ini. Namun pembatasan dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan kemampuan pasokan sapi dari peternak lokal. ''Impor tidak ditutup, kita sesuaikan dengan kebutuhan. Kalau memang kurang, ya kita terbitkan lagi surat ijin impornya,'' ucap Suswono.