Sabtu 21 Aug 2010 01:45 WIB

Impor Terigu Turki Batal

Rep: Shally Pristine / Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Foto: Musiron/Republika
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Turki membatalkan ekspor 40 ribu ton terigu ke Indonesia yang seharusnya terealisasi September mendatang. Kondisi ini membuat pasokannya semakin sedikit setelah Rusia melarang ekspor gandum, termasuk ke Indonesia, akibat gagal panen yang terjadi di sana.

Demikian ungkap Ketua Umum Asosiasi Pedagang Gula dan Tepung Terigu (Apegti), Natsir Mansyur, ketika dihubungi. Kata dia, negara-negara penghasil gandum dan terigu membatalkan ekspornya untuk mengamankan stok di dalam negeri. ''Selain itu, Turki ditekan oleh Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) yang dikenakan pemerintah,'' katanya, Jumat (20/8).

Pengenaan BMAD oleh pemerintah, kata Natsir, telah membuat Turki enggan mengekspor terigunya ke Indonesia. Padahal, walau pangsa terigu dari Turki hanya sekitar 15 persen dari total impor, tepung dari negara itu akan berarti bagi pasar Indonesia saat tiada impor dari Rusia. ''Kalau mereka (Turki) dihantam terus (dengan BMAD) juga tidak bisa,'' ucapnya.

Karena itu, Natsir mengatakan, penting bagi pemerintah melakukan diplomasi politik dagang dengan Turki. Soalnya, jika hanya mengandalkan mekanisme bisnis, Turki bisa menjual ke negara lain yang mau membeli lebih mahal. ''Pemerintah tidak punya diplomasi politik dagang. Padahal bisa saja diplomasi karena kita sama-sama negara berpenduduk Muslim,'' katanya.

Akibat berkurangnya pasokan terigu, baik akibat tidak adanya ekspor terigu dari Turki maupun gandum dari Rusia, Natsir memperkirakan harga terigu akan naik cukup dramatis setelah Lebaran usai. ''Bisa jadi naik sampai Rp 130 ribu-Rp 150 ribu (per karung ukuran 25 kilogram). Seperti waktu kenaikan 2008,'' ujarnya mengingatkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement