Sabtu 14 Aug 2010 04:42 WIB

Dirut Pertamina Lakukan Sosialisasi Pemasangan Tabung Elpiji

Rep: wid/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUMAS--Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, mengunjungi SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Elpiji) di Desa Kaliori Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, Jumat (13/8). Dalam kunjungan tersebut, Karen melakukan peninjauan ke tempat proses pengisian elpiji dan meminta penjelasan soal penanganan tabung-tabung gas rusak yang dikembalikan dari pihak agen.

Selain itu, di Masjid Kalimasada Desa Kaliori yang berlokasi tepat di depan SPBE tersebut, Karena juga melakukan sosialisasi cara memasang instalasi kompor dan gas elpiji 3 kg, serta cara menggunakan kompor gas tersebut. Tanpa canggung, Karen memperagakan bagaimana memasang cara memasang selang ke kompor, memasang selang ke regulator, dan memasang regulator tersebut ke tabung gas.

Dia juga memperingatkan, hal pertama diperhatikan ibu-ibu rumah tangga saat memasang selang ke tabung gas, adalah memperhatikan tabungnya. ''Pertama yang diperhatikan adalah beratnya. Apakah bobot tabung isi gas 3 kg mencapai 8 kg atau tidak. Kemudian juga, jangan sungkan-sungkan mengetes kebocoran tabung dengan memasukkan ke ember atau drum isi air. Kalau bobotnya kurang dari 8 kg dan ternyata bocor, langsung kembalikan pada pengecer yang menjual,'' jelasnya.

Vice Presiden Public Relation Pertamina, M Harun, menyebutkan, Pertamina memang sudah berkomitmen untuk mengeliminir masalah di seputar gas elpiji 3 kg. Dia menyebutkan, dalam rangka memperkecil peredaran tabung gas yang bocor, pihaknya telah mengintruksikan inspeksi berlapis. Dalam hal ini, uji kebocoran tak hanya dilakukan di SPBE saja. Tapi juga di tingkat agen, dan juga pangkalan.

''Kalau ada tabung yang diketahui rusak, langsung kita tarik agar jangan beredar di pasaran. Kemudian tabung itu, kita serahkan pada pabrik pembuatnya untuk diperbaiki,'' jelasnya.

Soal berapa tabung yang telah ditarik dan diperbaiki, Harun mengaku angkanya tidak tahu persis. Namun jumlahnya, mencapai ratusan ribu. ''Untuk SPBE Kaliori ini saja, kita mendapat laporan sudah ada 17.000 tabung 3 kg yang ditarik dan dikembalikan ke pabrik pembuatnya,'' jelas Harun.

Dia menyebutkan, untuk tabung elipiji 3 kg yang kini beredar di warga Jawa Tengah, awalnya dibuat oleh 17 pabrik. Dia menyebutkan, semua tabung yang beredar memiliki kode mengenai pabrik pembuatnya. Dengan demikian, nantinya akan bisa dicek pabrik mana yang tabung buatannya ternyata paling banyak rusak.

Soal harga elpiji 3 kg yang kini sedang dibahas untuk disetarakan dengan gas elpiji 12 kg, M Harun menyebutkan, masalah harga ini sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah untuk memutuskan. Meski demikian dia mengakui, banyaknya kerusakan pada tabung gas 3 kg, salah satunya disebabkan oleh disparitas harga antara gas isi 3 kg dan 12 kg.

Disparitas ini memancing orang untuk menyuntik tabung gas 3 kg kemudian meminda isi gasnya ke tabung isi 12 kg. ''Padahal tabung 3 kg tersebut, kalau sudah disuntik sudah pasti rusak,'' katanya. Karena itu, salah satu cara mengatasi kerusakan tabung gas 3 kg adalah dengan menghilangkan disparitas harga.

Siapkan BBM

Sementara menghadapi peningkatan konsumsi BBM pada musim lebaran mendatang, Harun menyebutkan, saat kondisi stok BBM sangat mencukupi. Untuk stok premium, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 16 hari ke depan. Untuk solar, cukup untuk memenuhi kebutuhan 20 hari ke depan. Sedangkan untuk Avtur, cukup untuk memenuhi kebutuhan 26 hari ke depan.

Khusus untuk premium, Harun menyebutkan, kemungkinan kebutuhan BBM untuk musim lebaran tahun ini, akan jauh lebih tinggi dibanding lebaran tahun lalu. Menurutnya, dalam posisi normal, konsumsi BBM jenis premium saat ini sudah mencapai 61 ribu kiloliter per hari. Sementara tahun lalu, konsumsi BBM jenis ini masih 56 ribu kiloliter per hari.

''Saat menjelang Bulan Puasa dimana banyak orang mudik untuk nyadran di kampung halaman, konsumsi BBM jenis premium ternyata melonjak menjadi 63 ribu kiloliter per hari. Untuk itu diperkirakan, konsumsi BBM selama musim lebaran, diperkirakan akan melonjak cukup tinggi,'' jelasnya.

Meski demikian dia menjamin, pasokan BBM ke SPBU-SPBU yang ada di Tanah Air, akan mencukupi. ''Berapa pun kebutuhan BBM, kita akan penuhi. Sejak H-10 hingga H+10, seluruh SPBU di Tanah Air akan dipenuhi dengan BBM sehingga tak akan sampai kehabisan BBM,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement