REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat Ekonomi Raden Pardede mengatakan rencana redenominasi harus dipersiapkan dengan matang agar tidak terjadi kebingungan dimasyarakat yang bisa merugikan.
"Kalau redenominasi secara tiba-tiba biasanya negara bisa mengalami tekanan inflasi besar," katanya di Jakarta, Selasa. Raden menjelaskan redenominasi akan membutuhkan mata uang baru yang harus disiapkan agar masyarakat tidak bingung menghadapi perubahan mata uang yang disederhanakan nilainya.
Salah satu negara yang sukses melakukan redenominasi adalah Turki yang memutuskan pada tahun 1998 dan mulai dilakukan peralihan secara penuh pada 1 Januari 2005. Untuk itu, pemerintahnya menerbitkan mata uang baru yang diberi kode YTL (yern TurKi Lira) untuk menggantikan uang lama berkode TL (Lira Turki). Turki menghilangkan enam angka nol yang artinya 1 YTL sama dengan 1.000.000 TL.
"Namun yang lebih penting adalah bagaimana redenominasi tidak merugikan masyarakat banyak baik dari transaksi sehari-hari sampai kepada kontrak-kontrak yang besar di mana akan terjadi perbedaan," ujarnya. Oleh karena itu, lanjut Raden, redenominasi akan memerlukan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.
Menurut dia, Bank Indonesia (BI) seharusnya tidak mengumumkan rencana redenominasi yang baru dalam tahap kajian karena hal itu bisa mempengaruhi pasar. Sebelumnya, BI mengungkapkan hasil kajian rencana redenominasi yang diperkirakan bisa dilakukan dalam waktu 10 tahun ke depan.
Kajian tersebut akan dirampungkan dalam tahun ini dan diserahkan hasilnya kepada presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk diambil keputusan politiknya.