Jumat 06 Aug 2010 01:48 WIB

Pengamat Perkirakan BI Rate 2011 Turun 7 %

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, memperkirakan, suku bunga acuan (BI Rate) Bank Indonesia pada 2011 dapat mencapai tujuh persen mengingat laju inflasi di dalam negeri selama 2010 terus meningkat. "Kami optimis BI Rate akan dapat mencapai angka tujuh persen yang dipicu oleh terus meningkatnya laju inflasi

selama semester kedua 2010," kata Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis (5/8).

Edwin mengatakan, laju inflasi Juli 2010 yang mencapai 1,57 persen diperkirakan pada Agustus mendatang juga akan mengalami kenaikan. "Hal ini disebabkan permintaan konsumen yang tinggi terhadap kebutuhan sembilan bahan pokok yang didukung pula oleh biaya pendidikan anak-anak yang ingin menerus sekolahnya," katanya.

Menurutnya BI menjelang akhir 2010 diperkirakan sulit mempertahankan BI Rate, karena inflasi sejak Juli hingga akhir tahun terus beranjak naik. "Kami yakin BI akan segera menaikkan BI Rate, minimal 25 basis poin, " katanya.

Kenaikan BI Rate itu, lanjut dia akan memperkokoh keberadaan rupiah yang terus meningkat hingga dibawah angka Rp8.900 per dolar AS. "Namun kenaikan rupiah itu akan membuat eksportir kesulitan menjual produknya di pasar, sedangkan importir cukup senang, karena barang impor akan membanjiri pasar domestik," katanya.

Sementara itu, pengamat perbankan, Irfan Kurniawan, menyatakan senada bahwa BI rate akan naik minimal 25 basis poin. Namun kenaikan BI Rate itu diharapkan tidak akan mendorong perbankan menaikkan suku bunga kreditnya. "Apabila perbankan merespon kenaikan bunga BI Rate maka rencana penurunan suku bunga kredit bank oleh Bank Indonesia menjadi nihil," katanya.

Menurut dia bila suku bunga tinggi, maka investasi otomatis berkurang. Pasalnya investor akan kesulitan membayar suku bunga yang tinggi itu. Karena itu perbankan diharapkan akan dapat mengerem, karena kenaikan BI Rate hanya 25 basis poin saja.

Ia mengatakan, kenaikan BI Rate itu sebenarnya menunjukkan pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik yang menunjukkan adanya perbaikan ekonomi. Tingkat bunga rupiah yang tinggi itu mendorong investor asing akan masuk ke pasar domestik, karena keuntungan yang diperoleh makin besar.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement