REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Selain percepatan pembagian beras raskin, untuk menstabilkan harga, pemerintah juga akan melakukan operasi pasar di seluruh wilayah Indonesia. Pada operasi tersebut, kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, beras akan dijual dibawah harga pasar. Namun Hatta mengingatkan kepada setiap pelaksana untuk mengawasi penyalurannya.
"Penyaluran ini, harus tepat sasaran dan tidak boleh meleset. Pemberiaannya hanya diperuntukan bagi masyarakat dan bukan pedagang," tegas Hatta. Monitoring harus senantiasa dilakukan untuk mengurangi terjadinya kebocoran.
Adapun stok pangan dalam negeri, sampai dengan saat ini masih cukup aman. Bahkan menurut Hatta hingga akhir tahun akan surplus 4,7 juta ton beras. "Itu dengan angka ramalan yang cukup konservatif," jelasnya.
Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menambahkan sampai Juli ini operasi pasar telah dilakukan di tujuh wilayah antara DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua. Untuk mencegah terjadi penyimpangan maka pemerintah membatasi jumlah pembelian beras dari konsumen. "Kita akan batasi jadi, penyimpangan akan sulit dilakukan," ujar Mendag.
Mengenai kualitasnya, apakah itu beras jenis medium atau premium, menurut Mendag itu akan dilihat dari masing-masing wilayah. "Dan itu ditentukan oleh bulog, jadi antara kota dan daerah berbeda tergantung dari daya beli atau selera," jelas Mendag.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengungkapkan harga beras di pasar saat ini untuk jenis rata-rata nasional beras umum Rp 8.015 per kg dan termurah Rp 6.418 per kg di tingkat eceran.
Menurut Soetarto Alimoeso, Bulog akan menjual harga beras operasi pasar disesuaikan dengan daerah. “Selama ini ada harga OP yang berada diatas harga grosir yang hanya Rp 5.600 per kg. Penatapan harga beras OP, akan tergantung daerahnya,” katanya.