REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Pelat Timah Nusantara Tbk (PLAT) atau Latinusa mengakui pihaknya tidak terganggu dengan pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA). Direktur Utama PT Pelat Timah Nusantara Tbk, Adhirman T Akanda mengatakan, berlakunya perdagangan bebas ASEAN-Cina (ACFTA) yang membuat impor bebas bea masuk tidak mempengaruhi kinerja perseroan.
Hal itu, sambung dia, lantaran pelat timah untuk bahan baku pembuat kaleng masuk daftar barang sensitif. "Barang sensitif adalah daftar produk yang diklasifikasikan akan bebas tarif saat integrasi ekonomi antarnegara ASEAN yang disebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," paparnya dalam keterbukaan informasi di BEI, Jakarta, Selasa (27/7). Menurutnya, ketentuan MEA tersebut akan berlaku mulai tahun 2015.
Adhirman menambahkan, adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) pada awal Juli, juga tidak akan berpengaruh pada proses produksi perseroan ke depan, karena pihaknya telah memperoleh suplai listrik dari pembangkit yang dikelola oleh PT Krakatau Steel. “Selain itu biaya listrik hanya sekitar 1-2 persen dari biaya produksi sehingga pengaruhnya tidak terlalu signifikan”tuturnya.
Hingga semester I tahun ini komposisi kepemilikan saham perseroan antara lain dipegang oleh Nippon Steel Corporation sebesar 35 persen, PT Karakatu Steel (Persero) sebesar 20,10 persen, Mitsui & Co. Ltd sebesar 10 persen, Nippon Steel Trading Co. Ltd sebesar 5 persen, Metal One Corporation sebesar 5 persen, PT Baruna Inti lestari sebesar 4,49 persen, masyarakat senilai 18,72 persen dan managemen sebesar 1,28 persen.