REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Prospek penerbitan obligasi korporasi diperkirakan terus meningkat hingga akhir semester II 2010. Hal itu lantaran, kian membaiknya kondisi makro ekonomi dan stabilnya nilai rupiah.
Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ronald T Kasim mengatakan, penerbitan obligasi meningkat karena tingkat kepercayaan pasar membaik, pasalnya kondisi ekonomi masih baik dan rupiah stabil. Menurutnya, selama ini hal buruk yang dikhawatirkan oleh pasar ternyata tidak terjadi. "Pada semester I 2010, investor khawatir dengan dampak krisis Yunani, tapi hingga saat ini belum terasa dampaknya," kata di geduung BEI, Jakarta, (16/7).
Dalam data yang ditujukkan Pefindo, Pada semester kedua 2010 diproyeksikan nilai emisi obligasi yang akan terbit sebesar Rp 18,74 triliun. Sedangkan, sektor yang paling banyak menerbitkan obligasi yaitu, bank sebesar Rp 5,75 triliun, disusul perusahaan pembiayaan sebesar Rp 5,5 triliun dan telekomunikasi serta infrastruktur masing-masing Rp 3 triliun.
Posisi total penerbitan surat utang hingga Juni 2010 sebesar Rp 99,87 triliun. "Tahun 2010 diperkirakan total sebesar Rp 33 triliun," kata Ronald.
Menurut, Ronald, perusahaan pembiayaan, perbankan dan infrastruktur dinilai wajar jika memiliki lebih banyak obligasi. Ini lantaran tiga jenis perusahaan ini memberikan pinjaman dan investasi jangka panjang. "Likuiditas akan terancam jika dana bersumber dari dana jangka pendek," pungkasnya.
Menurut data Pefindo, pada semester I 2010 jumlah total penerbitan obligasi sebesar Rp 14,15 triliun. Perusahaan pembiayaan menjadi penerbit terbanyak dengan jumlah Rp 6,3 triliun atau 44,6 persen. Posisi kedua ditempati oleh bank sebesar Rp 3,35 triliun.