REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kalangan analis pasar modal mendesak Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan pemeriksaan sekaligus melaporkan dugaan manipulasi informasi pada kasus Bakrie&Brothers dengan Bank Capital.
Tiga perusahaan kelompok usaha Bakrie, yakni PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), melakukan penempatan dana pada PT Bank Capital (BACA).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2010, BNBR tercatat menyimpan dana investasi di BACA senilai Rp 3,75 triliun, UNSP sebesar Rp 3,50 sementara dana investasi ENRG mencapai Rp1,34 triliun dan beberapa anak usaha lainnya dengan total mencapai Rp 9,05 triliun.
Sedangkan laporan keuangan Bank Capital di periode yang sama, jumlah simpanan nasabah dalam bentuk deposito tercatat senilai total Rp 2,17 triliun. Artinya selisih yang dimiliki mencapai Rp 6,42 triliun jika merujuk jumlah total simpanan ketiga emiten tersebut yang mencapai Rp 8,59 triliun. Soal inilah yang kemudian memicu kontroversi.
Analis dari Independen Aspirasi Indonesia Research Institute, Yanuar Rizky mengingatkan abhwa BEI harusnya segera melaporkan ke Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). ''Jangan hanya melakukan hal normatif seperti hanya meminta klarifikasi,” papar Yanuar.
Dia menegaskan, harusnya BEI memiliki sistem peringatan dini (early warning system) jika terjadi adanya penyesatan informasi. Menurutnya, kasus ini perlu juga adanya intervensi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) karena menyangkut adanya transaksi semu di rekening bank. "PPATK harus dilibatkan dalam pemeriksaan ini," tegasnya.
Analis Eko Capital, Cece Ridwan menyatakan persoalan ini harus dituntaskan segera. Sebab, adanya selisih ini mengundang kemungkinan terjadinya penguapan dana yang dilakukan tiga emiten grup Bakrie tersebut.
Ini menjadi tugas otoritas baik bursa maupun pasar modal untuk mengetahui dan mengungkap ketidakococokan laporan keuangan kedua perusahaan. "Otoritas harusnya menyelidiki dan mengungkap hal itu, harusnya posisi setara kasnya sama, ini yang masih harus dicari tahu kenapa terjadi perbedaan,” katanya.
Cece melanjutkan, adanya dugaan penyimpangan ini, masih belum berdampak kepada pergerakan harga saham ketiga emiten tersebut. Sepertinya, pelaku pasar masih memilih wait and see hingga ada penjelasan lebih lanjut. “Jika memang nanti terbukti ada penyimpangan pastinya akan ada pengaruh pada saham-saham tersebut,” pungkasnya.
BEI sendiri belum memiliki sikap terkait penjelasan langsung yang diberikan. Otoritas bursa masih akan mempelajari laporan keuangan ketiga emiten serta jawaban tertulis atas pertanyaan bursa, yang dilayangkan Senin lalu.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito mengatakan, pihaknya masih menunggu jawaban tertulis. “Mudah-mudahan jawaban tertulis yang diberikan bisa lebih dari yang diharapkan,” paparnya usai bertemu manajemen perseroan terkait, Selasa (13/4) malam.
Eddy menuturkan, pembicaraan dengan perwakilan manajemen ketiga emiten tersebut, cukup bisa dipahami. Diungkapkannya, wakil manajemen ketiga emiten tersebut menyatakan bahwa selisih itu terjadi hanya pada laporan keuangannya.
Sebab dana tersebut bukanlah dana tetap yang diinvestasikan cukup lama pada bank tersebut, tetapi hanya dana yang sifatnya sementara. “Mereka menyatakan kalau dana itu sudah ditarik, dan bukan disimpan berupa deposito,” ungkap Eddy.
Namun, dia belum bisa memastikan langkah yang akan diambil selanjutnya. Pasalnya ungkap Eddy, jawaban lisan tersebut belum bisa dijadikan dasar penentuan apakah memang terjadi pelanggaran atau tidak. “Kami akan mempelajari lebih lanjut, setelah jawaban tertulis disampaikan. Kami berharap jawaban tertulis bisa menjelaskan ke publik, mengenai adanya selisih tersebut,” tukasnya.