REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, Indonesia dan Turki menargetkan volume perdagangan kedua negara tahun ini mencapai 5 miliar dolar AS. Ini berarti lebih dari dua kali lipat dibandingkan pada 2009. "Mestinya bisa meningkat dibandingkan di saat krisis dunia," katanya, Selasa (29/6).
Indonesia dan Turki membuat delapan nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh para menteri dan pejabat kedua negara. Nota itu terdiri atas kerja sama kementerian luar negeri, pertahanan, perindustrian, kebudayaan dan pariwisata, transportasi, ketenagakerjaan, investasi, dan penyiaran televisi. Presiden menyampaikan harapan itu usai menyaksikan penandatangan nota-nota tersebut.
SBY menyampaikan bahwa sebelum menandatangani naskah kesepahaman itu, Presiden Indonesia dan Presiden Turki Abdullah Gul melakukan pembicaraan yang sangat produktif. "Membahas isu-isu strategis soal bilateral, regional, dan global," katanya.
Presiden mengaku optimis kerja sama ekonomi itu bisa ditingkatkan lagi. Apalagi kedua bangsa telah saling berhubungan sejak abad ke-16. Karena itu SBY mengundang investor Turki untuk datang ke Indonesia. Bidang-bidang yang dimasuki mencakup pariwisata, transportasi, infrastruktur, pertanian, maupun geotermal. Ia juga berharap investor Indonesia juga berinvestasi di Turki.
Kerja sama juga diharapkan mencakup berbagai bidang lain seperti sosial, politik, maupun keamanan. Apalagi kedua negara sama-sama anggota G-20, pendiri D-8, dan anggota OKI. Ia juga berharap kedua negara bisa berkolaborasi dan saling mendukung di forum-forum PBB. Ia juga menawarkan kerja sama bidang industri pertahanan, pelatihan militer, maupun tukar menukar perwira. "Industri militer Turki relatif modern," katanya. Turki juga merupakan anggota NATO.
Di bidang pendidikan, SBY berharap pelajar dan mahasiswa kedua negara bisa saling belajar. Dalam soal Palestina, katanya, sikap kedua negara sama yaitu kemerdekaan Palestina, keutuhan wilayah, dan keberadaan pemerintah sebagai mana negara merdeka pada umumnya. Sedangkan dalam hal Gaza, katanya, keduanya juga memiliki sikap yang sama.
Abdullah Gul mengatakan, kunjungan SBY ini merupakan yang pertama setelah 25 tahun. Betapa pentingnya posisi Indonesia, katanya, juga dicerminkan dengan undangan kepada Presiden untuk berpidato di parlemen pada Rabu ini. Selain itu juga ada penerbangan langsung Turkish Airline dari Turki ke Indonesia. Ia juga menawarkan untuk membebaskan visa bagi kedua negara.