Rabu 16 Jun 2010 04:32 WIB

Industri Pengolahan Coklat Nasional Menggeliat

Rep: C15/ Red: Budi Raharjo
Biji kakao
Foto: Adnan/Republika
Biji kakao

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Industri pengolahan coklat dalam negeri menggeliat usai pemberlakuan Bea Keluar (BK) untuk ekspor kakao mentah. Dirjen Industri Agro dan Kimia (IAK) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Benny Wachyudi, telah menerima laporan pembelian mesin-mesin pengolahan kakao di Jerman, termasuk dari Indonesia.

''Kalau pembelian mesin itu mengindikasikan ekspansi sudah pasti, kalau yang investasi baru, saya belum dapat laporannya,'' katanya usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Jakarta, Selasa (15/6).

Sementara itu, Benny mengatakan, penerapan BK juga menyebabkan perusahaan pengolahan makanan dan minuman seperti Nestle meningkatkan pembelian kakao dari dalam negeri. ''Tapi kalau tanya kapasitasnya saya tidak tahu. Masa kalau anda Nestle, saya tanya berapa nambahnya pembelian kakao bulan ini?'' ucapnya sambil berlalu.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan merilis, ekspor kakao April 2010 turun jika dibandingkan Maret 2010. Mulai 1 April, pemerintah memberlakukan Bea Keluar (BK) kakao sebagai disinsentif ekspor komoditas bahan baku. Nilai ekspor kakao pada April 2010 tercatat 53,6 juta dolar AS, turun 63,79 persen dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 148,04 juta dolar AS. Dari sisi volume, ekspor kakao April 2010 sebanyak 16,13 juta kilogram, turun 67,79 persen ketimbang bulan sebelumnya, sebanyak 50,09 juta kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement