REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Panitia Kerja (Panja) Peningkatan Daya Saing dalam implementasi berbagai perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) baru dapat terbentuk setelah reses lantaran banyaknya persiapan yang harus dilakukan. Demikian ucap Wakil Ketua Komisi VI DPR, Aria Bima.
Dia mengatakan, saat ini DPR masih mencermati kerangka acuan pelaksanaan dalam peningkatan daya saing. ''Pekerjaan rumahnya banyak, infrastruktur, bunga bank, pungutan tak resmi, sampai energi. Belum lagi masalah sektoral di komoditas masing-masing,'' jelasnya di Jakarta, Selasa (15/6).
Aria mengatakan, panja ini akan memiliki target yang terukur dan nyata dalam mengawasi program peningkatan daya saing dari pemerintah. Dalam tiap masa persidangan, dia mengungkapkan, akan ada hasil kongkrit berupa rekomendasi yang dibawa ke tingkat komisi. Selanjutnya, rekomendasi itu akan menjadi dokumen politik DPR. ''Kita akan mengambil seluruh indikator dan menganalisisnya,'' ujarnya.
Menanggapi pesimisme sejumlah kalangan mengenai posisi tawar panja di hadapan pemerintah, Aria mengakuinya. Dia mencontohkan soal rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang justru dipolemikkan. ''Padahal harga listrik kita termahal di ASEAN, ini melemahkan daya saing kita,'' sesalnya.