Senin 14 Jun 2010 06:27 WIB

Indonesia Ingin Ikut Pembangunan Kembali Irak

Rep: C15/ Red: Budi Raharjo
Ladang minyak di Irak, ilustrasi
Ladang minyak di Irak, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Indonesia meminta Irak membuka kesempatan berinvestasi dan berpartisipasi baik dalam pembangunan sektor infrastruktur maupun telekomunikasi dalam program pembangunan kembali negara itu. Keinginan itu disampaikan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, kepada Pejabat Menteri Perdagangan Irak, Safaldin Muhammad Abdulhakim Al-Safi, dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Irak ke-6.

''SKB ini menunjukkan era baru hubungan bilateral kedua negara. Pada pertemuan kali ini, pembahasan SKB sangat luas dan komprehensif dengan melibatkan pemangku kepentingan kedua belah pihak dari berbagai bidang,'' kata Mari dalam siaran persnya.

Kedua menteri meyakini perdagangan Indonesia-Irak masih dapat dioptimalkan. Bagi Indonesia, Irak memiliki banyak potensi yang dapat digali lebih lanjut. Indonesia melihat banyak kesamaan dalam ekonomi dua negara terutama karena faktor sejarah dan kekayaan migas yang dimiliki.

Indonesia melihat Irak sebagai negara yang strategis terutama dalam program Rebuilding Iraq yang membangun sektor-sektor penting di sana khususnya infrastruktur dan telekomunikasi. Pertemuan SKB juga dimaksudkan untuk membahas upaya terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan nilai dan volume perdagangan bilateral kedua negara.

Mari memandang, Irak dan Indonesia memiliki potensi sangat besar yang belum dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga pada Sidang Komisi Bersama ini diharapkan kedua pihak dapat mengidentifikasi beberapa area yang dapat dikerjasamakan. ''Salah satunya adalah kerja sama di sektor energi dan migas, investasi serta kerja sama infrastruktur,'' ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement