REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian BUMN menyambut positif langkah merger Flexi, produk code division multiple access (CDMA) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dengan Esia, produk CDMA PT Bakrie Telecom Tbk. Kementerian BUMN berharap tahun ini proses merger itu dapat dituntaskan.
''Saya baru menerima surat dari Telkom tentang usulan sinergi Flexi-Esia. Kemungkinan akan merger, sekarang masih tahap negosiasi. Kalau dari kementerian melihat hal tersebut positif. Win-win solution menyatukan dua kekuatan,'' kata Menteri BUMN, Mustafa Abubakar, seusai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (7/6).
Adapun langkah merger tersebut, imbuh Mustafa, merupakan aksi korporasi dari Telokm. Jadi, BUMN telekomunikasi itu dapat melakukannya kapan saja. Mustafa juga memandang dari sisi saham bahwa langkah merger Flexi-Esia sebagai langkah proporsional. ''Proporsional. Tidak mesti harus ada perusahaan baru, tapi dalam bentuk joint operation. Itu merupakan kerja sama bisnis yang win-win,'' harapnya.
Dengan mergernya dua operator CDMA itu, Mustafa berharap, akan mendatangkan kekuatan riil dan menggenjot pertumbuhan perusahaan. Pasalnya, jika kedua operator itu berjalan sendiri-sendiri, kekuatan dan pengaruh terhadap pasar masih kurang. Menyoal surat yang diterima ke tangannya dari Telkom, mantan gubernur Aceh itu mengungkapkan isinya berupa permintaan persetujuan pemegang saham terkait sinergi Flexi-Esia. ''Secara prinsip setuju, tapi surat persetujuannya belum. Baru pagi ini dibaca suratnya,'' ungkapnya.