REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya Inflasi sepanjang Mei 2010 mencapai angka 0,29 persen atau lebih tinggi dari April 0,15 persen. Kenaikan inflasi bulan lalu mendorong laju inflasi year on year menjadi 4,16 persen dari sebelumnya 3,91 persen di bulan lalu.
Sementara total inflasi dari Januari sampai dengan Mei telah mencapai 1,44 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengatakan tingginya angka inflasi didorong oleh kenaikan harga emas.Kenaikan harga barang ini memberikan kontribusi inflasi 0,08 persen dari 0,29 persen total inflasi.
Selain itu kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi, minuman rokok dan tembakau juga memberikan andil yang cukup tinggi dari kenaikan laju inflasi. ''Bahan makanan memberikan andil 0,11 persen dari total inflasi, sedangkan makanan jadi, minuman rokok dan tembakau memberikan sumbangsih 0,06 persen," jelas Rusman, di Jakarta, Selasa (1/6).
Komoditas bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup dominan antara lain Cabe Merah 0,05 persen, dan bawang putih 0,03 persen. Sementara beberapa komoditas yang menyumbang deflasi antara lain telur ayam ras 0,03 persen, dan ikan segar, tomat sayur serta bawang merah yang masing-masing 0,01 persen.
Harus diakui, tekanan inflasi pada bulan-bulan ke depan akan jauh lebih besar dibandingkan pada awal tahun ini karena itu perlu diawaspadai. Kenaikan inflasi pada beberapa bulan mendatang itu disebabkan oleh beberapa fakor seperti mulai masuknya tahun ajaran baru anak sekolah pada Juni. Kemudian kenaikan Tarif dasar listrik di bulan Juli, serta mulai masuknya bulan Ramadhan pada Agustus mendatang.
''Kenaikan TDL itu 10 persen, ini memberikan kontribusi 0,2 persen terhadap angka inflasi, tapi ini belum menghitung efek bersandar dari kenaikan TDL itu,'' jelas Rusman.