REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tantangan kondisi fiskal dan makro perekonomian Indonesia pada tahun 2011 masih cukup berat. Hal ini mengingat krisis ekonomi global di berbagai negara yang sampai saat ini belum kunjung selesai, bahkan masih dapat dikatakan rapuh
Demikian rangkuman penyampaian laporan keterangan pemerintah atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun anggaran 2011 yang dipaparkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di depan Rapat Paripurna DPR, Kamis (20/5). ''Meskipun secara umum kinerja perekonomian dunia terus menunjukan sinyal perbaikan, namun situasi ekonomi dunia masih dapat dikatakan rapuh dan penuh ketidakpastian,'' ujar Menkeu dalam rapat terakhirnya dengan Anggota DPR.
Sebagai catatan, World Economic Outlook (WEO) edisi April 2010 memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi global 2010 meningkat mencapai 4,2 persen, lebih tinggi dari proyeksi Januari sebesar 3,9 persen. Menurut Menkeu, pemulihan ekonomi dunia saat ini ditopang oleh pasokan likuiditas global melalui intervensi kebijakan moneter yang sangat ekspansif dan kebijakan fiskal yang counter cyclical secara masif di semua negara.
Kombinasi itu, kata dia, menyebabkan kepercayaan mulai pulih dan ekonomi bergerak kembali. Tapi perlu disadari bahwa kebijakan yang sangat ekspansif, baik dari sisi moneter dan fiskal itu tidak akan lama. Karena konsolidasi kebijakan dan exit policy dari krisis oleh negara-negara maju akan menciptakan tantangan baru yaitu likuditas yang berangsur berkurang, suku bunga meningkat, pengetatan belanja dan kenaikan pajak. ''Langkah ini menyebabkan pemulihan ekonomi terkendala dan bahkan bisa mengalami perlambatan kembali,'' jelasnya.