Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu pagi (5/5), turun tajam mencapai Rp9.050 karena pelaku pasar kembali melepas rupiah untuk membeli dolar sehubungan menguatnya mata uang asing itu di pasar regional.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun 30 poin menjadi Rp9.050-Rp9.060 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.020-Rp9.030.
Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, mengatakan, tekanan pasar yang cukup kuat itu berasal dari kekhawatiran pelaku pasar terhadap utang Eropa yang sampai saat ini masih belum dapat dituntaskan.
Kekhawatiran utang Eropa itu juga berdampak negatif terhadap mata uang Euro yang merosot terhadap dolar, katanya. Menurut dia, rupiah sejak Senin (3/5) terus terpuruk menjauhi angka Rp9.000, meski sebelumnya sejumlah analis memperkirakan rupiah akan berada di bawah angka Rp9.000.
"Kami memperkirakan rupiah masih akan terkoreksi pada penutupan sore nanti," katanya.
Ia mengatakan, rupiah yang sempat berada di bawah angka Rp9.000 yaitu Rp8.995 per dolar, sejak saat ini terus melemah dan berada di atas angka Rp9.000 karena Bank Indonesia (BI) tidak menyukai posisi rupiah di bawah level tersebut.
Meski demikian rupiah masih berpeluang untuk kembali mendekati angka Rp9.000 karena faktor positif pasar masih cukup kuat, katanya.
Namun, lanjut dia, untuk menuju ke arah sana memang memerlukan waktu yang cukup lama, tapi peluang rupiah ke sana masih cukup besar.