Senin 30 Jan 2023 19:57 WIB

Daya Tarik Indonesia Masih Terjaga di Tengah Pemulihan Ekonomi China

Aliran dana asing yang banyak masuk ke China sebagai sebuah kewajaran.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi suku bunga yang sudah memuncak sempat memicu aksi jual investor asing.
Foto: EPA-EFE/MARK R. CRISTINO
Pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi suku bunga yang sudah memuncak sempat memicu aksi jual investor asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembukaan kembali ekonomi China dan kondisi suku bunga yang sudah memuncak sempat memicu aksi jual investor asing. Meski demikian, pasar keuangan domestik dinilai masih memiliki daya tarik.

Portfolio Manager Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Andrian Tanuwijaya memandang aliran dana asing yang banyak masuk ke China sebagai sebuah kewajaran. Valuasi pasar saham China saat ini terbilang murah.

Baca Juga

"Mereka merotasikan dananya dari pasar finansial yang kinerjanya sudah unggul, untuk masuk kembali ke pasar finansial yang sebelumnya tertekan, termasuk China," kata Andrian dalam risetnya, Senin (30/1/2023).

Menurut Andrian, rotasi aliran dana yang terjadi bukan karena kondisi Indonesia yang kurang baik. Kondisi tersebut terjadi karena memang negara lain baru mulai bergeliat kembali.   

Andrian menilai rotasi aliran dana ini hanya bersifat sementara. Ia optimistis, pergerakan pasar dalam negeri akan lebih stabil ketika sudah mencapai nilai fundametalnya. 

Ketahanan makro ekonomi yang semakin baik dan perubahan struktural hilirisasi industri yang mendorong derasnya arus masuk penanaman modal asing, akan dapat menjadi katalis utama yang dapat membuat investor asing kembali melirik pasar saham Indonesia. 

"Apalagi saat ini kepemilikan investor asing pada pasar saham Indonesia yang masih relatif rendah," kata Andrian.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement