Rabu 17 Dec 2025 00:11 WIB

Uni Eropa Turunkan Target Emisi Nol pada 2035, Produsen Mobil ICE Eropa Masih Bisa Bernapas

Produsen Eropa kesulitan bersang dengan mobil listrik China dan Tesla.

Mobil listrik BYD Atto 1 (ilustrasi). Mobil listrik China membuat produsen mobil Eropa kesuitan memasarkan produknya.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Mobil listrik BYD Atto 1 (ilustrasi). Mobil listrik China membuat produsen mobil Eropa kesuitan memasarkan produknya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Eropa akan menarik kembali rencana keras Uni Eropa yang melarang penjualan mobil bermesin pembakaran (ICE) baru mulai 2035. Langkah mundur ini diambil setelah tekanan kuat dari Jerman, Italia, dan sektor otomotif Eropa yang kesulitan bersaing dengan raksasa mobil listrik global.

Berdasarkan aturan yang berlaku, semua mobil baru di Uni Eropa mulai 2035 harus memiliki emisi nol. Namun, berdasarkan proposal terbaru yang diajukan Selasa (16/12/2025), target pengurangan emisi CO2 untuk tahun tersebut dikurangi menjadi 90% dari tingkat tahun 2021, bukan lagi 100% atau nol emisi.

Baca Juga

Eksekutif Uni Eropa tampaknya mengalah pada seruan produsen mobil untuk diizinkan terus menjual mobil hibrida plug-in dan range extender yang menggunakan bahan bakar bio netral CO2 atau bahan bakar sintetis. Kelonggaran ini dinilai penting bagi industri Eropa yang tengah berjuang menghadapi dominasi Tesla dan gempuran kendaraan listrik (EV) asal China.

Manfred Weber, Presiden Partai Rakyat Eropa (EPP) asal Jerman yang merupakan kelompok terbesar di Parlemen Eropa, mengonfirmasi bahwa tingkat pengurangan 90% telah disepakati oleh Komisi. Meski tidak mencapai target sempurna, ia menilai ini tetap sebuah kemajuan.

“Pengurangan 90% pada tahun 2035 adalah pengurangan yang sangat besar,” ujarnya dalam konferensi pers di Strasbourg, Prancis, Selasa (16/12/2025).

Langkah pelonggaran ini, yang masih memerlukan persetujuan dari pemerintah negara-negara anggota dan Parlemen Eropa, akan menjadi kemunduran paling signifikan bagi kebijakan hijau blok tersebut dalam lima tahun terakhir.

Keputusan ini muncul di saat yang tepat bagi industri otomotif konvensional. Produsen mobil AS, Ford Motor, baru saja mengumumkan pada Senin (15/12/2025) bahwa mereka akan melakukan penurunan nilai aset sebesar 19,5 miliar dolar AS (sekitar Rp324 triliun).

Ford akan menghentikan produksi beberapa model kendaraan listrik. Langkah ini merupakan respons atas kebijakan pemerintahan Trump dan melemahnya permintaan pasar terhadap EV.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement