REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Laode Sulaeman menekankan posisi Indonesia sebagai salah satu pemimpin global dalam pemanfaatan biodiesel. Ia menggarisbawahi kesiapan sumber daya serta progres kebijakan energi bersih yang terus bergerak maju dalam beberapa tahun terakhir.
Laode menjelaskan pemanfaatan biodiesel kini menjadi salah satu penopang transisi energi nasional. Ia menilai kapasitas domestik memberi ruang bagi Indonesia untuk berada di barisan terdepan negara-negara pengguna biodiesel.
“Jadi kalau di dunia ini negara yang paling dominan memanfaatkan biodiesel itu adalah salah satunya Indonesia,” kata Dirjen Migas Kementerian ESDM dalam acara Rembuk Energi dan Hilirisasi 2025, di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Upaya memperluas penggunaan biodiesel berjalan beriringan dengan program elektrifikasi dan penguatan ketahanan energi. Laode menegaskan penambahan desa berlistrik masuk agenda prioritas hingga 2026, bersamaan dengan dorongan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.
Kementerian ESDM juga menyiapkan pengembangan bahan bakar nabati berikutnya. Laode menyebut B40 telah berjalan dan uji coba menuju B50 sedang dipersiapkan, termasuk penguatan pemanfaatan bioetanol yang saat ini mulai diterapkan pada kisaran lima persen.
Peta jalan transisi energi terintegrasi dengan agenda hilirisasi yang kini memasuki fase studi kelayakan proyek strategis. Sebanyak 18 dokumen pra-feasibility study dengan potensi investasi lebih dari Rp618 triliun telah disampaikan untuk penentuan prioritas implementasi.
Laode menekankan generasi muda berperan sebagai motor inovasi energi. Ia mendorong peningkatan kompetensi lintas disiplin agar daya saing sumber daya manusia nasional terus meningkat.
Hilirisasi dan penguatan bauran energi menjadi pijakan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dua langkah ini membuka peluang investasi dan memperluas penciptaan pekerjaan bernilai tambah tinggi.