Jumat 14 Nov 2025 15:10 WIB

CEO Aplikasi Pesan Tiket Bus, redBus, Klaim Pasar RI Amat Potensial, Tumbuh 50 Persen di 2025

redBus menggelar "redBus's People Choice Award" pada Jumat ini.

Foto udara sejumlah kendaraan melaju perlahan di Gerbang Tol Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Ahad (6/4/2025). Berdasarkan aplikasi redBus, jalan tol transjawa menjadi salah satu pendukung bisnis pemesanan tiket online bus, karena konsumen merasa dimudahkan.
Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S
Foto udara sejumlah kendaraan melaju perlahan di Gerbang Tol Cikampek Utama, Karawang, Jawa Barat, Ahad (6/4/2025). Berdasarkan aplikasi redBus, jalan tol transjawa menjadi salah satu pendukung bisnis pemesanan tiket online bus, karena konsumen merasa dimudahkan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi pemesanan tiket bus online redBus mengeklaim mengalami pertumbuhan di atas 50 persen di pasar Indonesia selama tahun ini (year to date). Kondisi perekonomian yang banyak dikeluhkan sejumlah pihak, menurut redBus tidak memengaruhi layanan pemesanan tiket online mereka.

Hal ini disampaikan CEO redBus Prakash Sangam menjawab pertanyaan Republika dalam pertemuan dengan sejumlah media, Kamis (13/11/2025). Prakash didampingi President Director redBus Indonesia Danan Christados dan Senior Marketing redBus Indonesia Imam Nugraha.

Secara spesifik Prakash memang tidak membuka data pertumbuhan bisnis apa saja yang mencapai di atas 50 persen. Ia hanya menyebutkan dua hal, yakni dari sisi pertumbuhan user redBus Indonesia dan dari sisi lalu lintas pemesanan bus, year to date 2025 sudah lebih tinggi ketimbang tahun lalu. "Sebanyak 50 sampai 60 persen," kata Prakash.

redBus adalah perusahaan aplikasi pemesanan tiket bus terbesar di dunia. Ia berasal dari India, dan tersebar di banyak negara. Di Asia Tenggara, redBus beroperasi di Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam. Saat ini redBus juga mengembangkan sayap ke Amerika Latin, dengan membuka pasar di Ekuador dan nantinya Argentina.

Prakash mengatakan pasar Indonesia masih amat potensial. Ini karena dari sisi konsumen masih banyak yang memilih memesan bus secara langsung ke loket. Begitu juga dari operator bus, meski saat ini sudah ada lebih dari 200 operator bus yang bergabung di redBus, namun Prakash mengatakan secara total masih 50 persen operator bus yang konvensional belum mau melibatkan teknologi online.

Karena itu, kata dia, tantangan redBus ke depan adalah memaksimalkan user dan operator bus untuk terhubung ke aplikasi mereka. Lebih jauh lagi, Prakash membuka pintu kolaborasi yang lebih luas, termasuk dengan pemerintah Indonesia, sebagai bentuk komitmen jangka panjang untuk mendukung ekosistem transportasi yang berkelanjutan.

"Mungkin saat ini kita tidak memiliki komitmen apa-apa tapi kami siap jika suatu saat di kemudian hari dibutuhkan untuk bekerja sama dengan pemerintah," kata Prakash.

Di sisi lain, Prakash mengungkapkan bahwa redBus via redBus Indonesia akan menyelenggarakan acara "redBus's People Choice Award" di Hotel JW Marriott Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Jumat 14 November 2025.

Acara tersebut, kata Prakash, merupakan edisi pertama di Indonesia dan mendapatkan sambutan baik dari banyak pihak termasuk PO bis dan juga komunitas seperti Bismania.

"Jadi kita ingin merayakan industri bus ini karena ada banyak operator bis yang bagus di sini (Indonesia) yang berusaha memastikan orang-orang berkelana dengan baik dan nyaman, tapi tak ada acara yang mengakui mereka di sini dan itulah yang mendasari kami membuat redBus's People Choice Award," kata Prakash.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement