Rabu 12 Nov 2025 12:48 WIB

Rupiah Melemah di Tengah Optimisme Penyelesaian Penutupan Pemerintah AS

Nilai tukar rupiah turun seiring meningkatnya minat investor terhadap dolar AS.

Rupiah melemah karena permintaan global terhadap dolar AS menguat, sehingga memperkuat dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Rupiah melemah karena permintaan global terhadap dolar AS menguat, sehingga memperkuat dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah didorong oleh optimisme investor atas potensi penyelesaian penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS).

“Rupiah melemah karena permintaan global terhadap dolar AS menguat, sehingga memperkuat dolar AS. Peningkatan permintaan ini didorong oleh meningkatnya optimisme investor atas potensi penyelesaian penutupan pemerintah AS, yang mendorong minat terhadap aset berdenominasi dolar AS,” katanya di Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Baca Juga

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta melemah sebesar 22 poin atau 0,13 persen menjadi Rp16.716 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.694 per dolar AS. “Rupiah diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran Rp16.625–Rp16.725 per dolar AS,” ujar Josua.

Seperti dikutip Anadolu, Senat AS telah memutuskan untuk mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang mengakhiri penutupan pemerintah (government shutdown) terlama yang pernah ada, yakni memasuki hari ke-41. Dengan suara 60–40, Senat mengesahkan RUU Alokasi dan Perpanjangan Berkelanjutan 2026 sebagaimana telah diamandemen.

Undang-undang tersebut mencakup paket alokasi dana selama tiga tahun yang mencakup lembaga dan program penting sekaligus memulihkan pegawai federal yang kehilangan posisi mereka selama penutupan.

Majelis tinggi sedang mengirimkan RUU tersebut ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk persetujuan akhir. Pada hari ini, majelis rendah diperkirakan akan kembali bersidang untuk pertama kalinya sejak 19 September setelah Ketua DPR AS Mike Johnson mendesak para anggota parlemen pada Senin (10/11) untuk mulai kembali menyelesaikan penutupan pemerintahan yang terus mengganggu perjalanan udara di seluruh negeri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement