REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga BI-Rate masih terbuka.
“Peluang penurunan B-Rate masih ada ke depan. Kapan dan besarnya, itulah tentu saja yang kami pertimbangkan adalah seberapa besar inflasi ke depan yang terkendali dan ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucapnya dalam konferensi pers setelah Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV 2025 di Jakarta, Senin.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Dalam kesempatan tersebut, BI menegaskan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar yang telah ditempuh. Demikian juga stabilitas nilai tukar (kurs) rupiah dan prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.
Artinya, lanjut Perry, ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut masih ada dengan pertimbangan inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun timing dan besarannya akan didasarkan pada stabilitas nilai tukar rupiah dan efektivitas transmisi kebijakan yang telah ditempuh.
“(Selain itu juga) bagaimana B-Rate diikuti dengan penurunan suku bunga deposito dan lending, bagaimana kelonggaran dari ekspansi moneter dan makro prudensial, termasuk juga tambahan dana Rp200 triliun dari Pak Menteri Keuangan (untuk) mendorong kredit dan juga pertumbuhan ekonomi,” ungkap Gubernur BI.
Pihaknya turut memperkirakan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga Fed Funds Rate (FFR) lagi di tahun ini dan triwulan I-2026.
“Memang kalau dari pasar, masih memperkirakan dua kali tahun ini dan sekali tahun depan. Kami perkirakan sekali tahun ini, sekali tahun depan,” kata dia.