Rabu 15 Oct 2025 17:37 WIB

Harga Telur dan Ayam Melonjak, Pedagang Sebut Akibat MBG

Kenaikan harga akibat meningkatnya permintaan dari dapur program g

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Gita Amanda
Petugas merapikan dan menyusun food tray atau piring makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Antapani Kulon, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025). SPPG tersebut akan menyediakan sedikitnya 2400 paket  untuk 13 sekolah dasar dan taman kanak-kanak di kawasan sekitar yang mulai didistribusikan pada Senin (13/10) mendatang.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Petugas merapikan dan menyusun food tray atau piring makan bergizi gratis (MBG) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Antapani Kulon, Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/10/2025). SPPG tersebut akan menyediakan sedikitnya 2400 paket untuk 13 sekolah dasar dan taman kanak-kanak di kawasan sekitar yang mulai didistribusikan pada Senin (13/10) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Harga telur dan ayam potong di pasar tradisional Kabupaten Majalengka terus melonjak. Kondisi ini dikeluhkan oleh konsumen maupun pedagang.

Pantauan di Pasar Kadipaten, Rabu (5/10/2025) pagi, menunjukkan harga telur ayam sudah mencapai Rp32 ribu per kilogram. Angka tersebut naik bertahap dari harga sebelumnya sekitar Rp27 ribu per kilogram.

Baca Juga

Kenaikan harga telur ayam yang terus merangkak itu dikeluhkan pembeli karena berdampak pada turunnya daya beli masyarakat dan menurunnya omzet pedagang. “Ya, pasti keberatan, harga telur naik terus,” ujar seorang pembeli di pasar tersebut, Nila.

Nila berharap harga telur ayam segera turun karena memberatkan masyarakat. Ia menyebut, telur ayam merupakan sumber protein hewani penting yang biasanya menjadi pilihan masyarakat karena harganya terjangkau. “Semoga harga telur ayam segera turun dan stabil,” tuturnya.

photo
Harga telur dan ayam potong di pasar tradisional Kabupaten Majalengka terus melonjak.  - (ANTARA FOTO/Arnas Padda)

Sementara itu, pedagang telur ayam bernama Nunu mengatakan kenaikan harga telur ayam awalnya dipicu meningkatnya permintaan masyarakat yang menggelar hajatan pada bulan Mulud (Rabiulawal).

Selain itu, Nunu memperkirakan kenaikan harga juga dipengaruhi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang meningkatkan permintaan telur dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

“(Awalnya naik) karena banyak hajatan, ditambah lagi ada MBG. Stok sebenarnya ada, tapi tidak sebanyak sebelumnya karena sebagian terserap untuk program MBG,” katanya.

Tak hanya telur ayam, harga ayam potong pun masih tinggi. Di Pasar Kadipaten, harga ayam potong yang sebelumnya Rp38 ribu per kilogram kini bertahan di kisaran Rp42 ribu per kilogram. Harga tersebut belum menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam tiga pekan terakhir.

photo
Cuan dari Dapur MBG - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement