REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- President Director dan Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian mengungkapkan hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Pulau Jawa mengalami kelangkaan bensin. Kondisi ini berlangsung sejak Agustus 2025 dan hingga kini tersisa kurang dari 10 SPBU yang masih memiliki stok.
Ingrid menuturkan, dari sekitar 200 SPBU Shell di Pulau Jawa, sebagian besar hanya melayani penjualan solar. Ia menyebut situasi stok bensin kian kritis dan diperkirakan habis total dalam waktu dekat.
"Kalau dilihat sampai saat ini, kami hanya menjual diesel, tetapi untuk BBM jenis bensin hampir seluruh SPBU kami sudah mengalami situasi stock out. Saat ini mungkin tidak ada sampai 10 SPBU, hanya sekitar lima, dan besok malam kemungkinan juga sudah habis," kata Ingrid, dalam RDP dengan Komisi XII pada Rabu (1/10/2025) petang WIB, dikutip Kamis (2/10/2025).
Ia menjelaskan, Shell telah mengantisipasi potensi kelangkaan sejak Juni 2025. Perusahaan mengajukan permohonan tambahan kuota impor setelah melihat peningkatan permintaan konsumen. Namun, respons resmi baru diterima pada 17 Juli 2025 melalui surat Wakil Menteri ESDM yang menetapkan pembatasan impor hanya 10 persen di atas volume penjualan tahun 2024.
Menindaklanjuti pembatasan itu, Shell melakukan sejumlah rapat koordinasi dengan Kementerian ESDM. Puncaknya pada 19 September 2025, Shell bersama badan usaha lain bertemu Menteri ESDM yang menghasilkan keputusan terkait penyediaan BBM dalam bentuk base fuel oleh Pertamina Patraniaga.
"Keputusan ini kami apresiasi karena memang inilah salah satu kekhawatiran kami. Awalnya Pertamina hanya bersedia menyediakan produk SA, tetapi akhirnya setelah mendengar kekhawatiran kami, Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel, dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut,” ujar Ingrid.
Ia menambahkan, pembahasan lanjutan secara business to business (B2B) masih berlangsung. Shell juga menegaskan komitmennya untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen meskipun menghadapi keterbatasan pasokan.
Dalam kesempatan itu, Ingrid menekankan Shell sebagai pemegang Izin Usaha Niaga Umum (INU) selalu berusaha memenuhi kewajiban, termasuk menjaga investasi yang telah ditanamkan di Indonesia. Investasi itu mencakup pembangunan SPBU dan pengoperasian fasilitas penyimpanan atau terminal di Gresik, Jawa Timur.
Dengan kondisi saat ini, Shell menilai kepastian pasokan menjadi hal yang mendesak agar pelayanan kepada konsumen tetap terjaga. Perusahaan juga terus menunggu penyelesaian pembahasan B2B dengan Pertamina Patraniaga sebagai tindak lanjut dari keputusan pemerintah.