REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menghadiri rapat kerja perdananya bersama Komisi XI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025). Agenda tersebut menjadi kali pertama bagi Purbaya setelah dilantik sebagai bendahara negara oleh Presiden Prabowo Subianto.
Rapat yang dimulai pukul 10.50 WIB langsung dibuka langsung oleh Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun. Dalam sambutannya, Misbakhun menyampaikan bahwa sosok Purbaya bukanlah figur baru bagi Komisi XI DPR.
"Nama Pak Purbaya sebenarnya bukan nama yang asing, cuma beda tempatnya saja. Dulu beliau bermitra dengan kita sebagai ketua LPS, sekarang sebagai Menteri Keuangan," kata politikus Partai Golkar tersebut.
Purbaya sempat menyinggung perubahan peran dan gaya komunikasi yang kini harus dijalani sebagai menkeu dibanding saat menjabat ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). "Ini kunjungan saya yang pertama sebagai Menteri Keuangan. Biasanya saya hadir sebagai ketua LPS. Dulu, waktu masih di LPS, katanya saya ngomongnya agak ‘koboi’. Sekarang nggak boleh begitu," ungkapnya yang disambut tawa peserta rapat.
Adapun agenda utama rapat adalah pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kemenkeu 2026. Total anggaran Kemenkeu tahun depan mencapai Rp 52,02 triliun, dengan Rp 41,64 triliun sebagai pagu indikatif murni Kemenkeu dan sisanya untuk mendanai tujuh BLU. Purbaya menekankan, peran APBN sebagai stimulus ekonomi dan alat mewujudkan kesejahteraan.
Dia menyebut, tekanan ekonomi global mulai sedikit mereda, meski risiko ketidakpastian masih tinggi akibat perang dagang, konflik geopolitik, dan proteksionisme. "Meskipun tarif tinggi dari AS diberlakukan, Indonesia tetap menunjukkan resiliensi terhadap tekanan global," kata Purbaya.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 tercatat 5,12 persen year on year, didorong konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor-impor. Target 2026 diproyeksikan 5,4 persen, dengan konsumsi rumah tangga dan investasi masing-masing 5,2 persen, serta ekspor tumbuh 6,7 persen. Inflasi diperkirakan terkendali di 1,5-3,5 persen.