Sabtu 09 Aug 2025 07:42 WIB

Penjualan Mobil di China Melambat pada Juli Seiring Turunnya Permintaan Mobil Hybrid

BYD mengalami penurunan penjualan domestik, tapi meningkat dalam ekspor luar negeri.

Mobil JAECOO J7 Super Hybrid System (SHS) dari China (ilustrasi),
Foto: dok Jaecoo Indonesia
Mobil JAECOO J7 Super Hybrid System (SHS) dari China (ilustrasi),

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pertumbuhan penjualan mobil di China melambat pada Juli. Kondisi ini sebagian disebabkan oleh penurunan permintaan terhadap mobil hybrid, seiring tindakan keras regulator di pasar otomotif terbesar dunia terhadap perang harga yang telah merugikan industri tersebut.

Penjualan naik 6,9% dari Juli 2024 menjadi 1,85 juta mobil, turun dari kenaikan tahunan 18,6% pada Juni, menurut data Asosiasi Mobil Penumpang China yang dirilis pada Jumat (8/8/2025).

Baca Juga

Pertumbuhan penjualan kendaraan energi baru, termasuk mobil listrik murni dan hybrid plug-in, melambat menjadi 12% dari 29,7% pada Juni, tetapi tetap mengungguli penjualan mobil bensin untuk bulan kelima berturut-turut.

Permintaan terhadap mobil hybrid terus melemah. Penjualan mobil hybrid plug-in dan extended-range hybrid secara gabungan turun 3,6% dibandingkan Juli tahun lalu. Ini seiring kemajuan teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya yang meredakan kekhawatiran tentang jangkauan mobil listrik murni.

Tren ini menguntungkan produsen mobil listrik seperti Leapmotor, Xiaomi, dan Xpeng, yang melaporkan rekor penjualan pada Juli. Namun di sisi lain membebani perusahaan seperti BYD dan Li Auto, yang bergantung pada mobil hybrid untuk sebagian besar penjualan dan keuntungan mereka.

BYD mengalami penurunan penjualan kendaraan di China untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli, dengan penurunan 12% secara tahunan. Sementara pangsa pasarnya di segmen kendaraan energi baru China menyusut menjadi 27,8% dari 35,4% pada tahun sebelumnya.

Namun, pengiriman globalnya sedikit meningkat bulan lalu. Hal ini didukung oleh lonjakan pengiriman ke luar negeri yang menyumbang lebih dari 20% dari total penjualan.

BYD, pesaing utama Tesla di China dan pemimpin dalam penjualan mobil listrik murah, mengalami penurunan produksi pada Juli untuk pertama kalinya dalam 17 bulan.

Li Auto, salah satu dari sedikit produsen kendaraan listrik China bersama BYD yang mencatatkan laba tahunan, melaporkan penurunan penjualan tahunan sebesar 40% bulan lalu. Pionir dalam kendaraan hybrid dengan jangkauan lebih jauh tersebut baru-baru ini merombak lini SUV listrik murni mereka dengan memperkenalkan spesifikasi premium dengan harga kompetitif.

Industri otomotif menjadi fokus kampanye pemerintah untuk mengatasi persaingan berlebihan di sektor-sektor yang menghadapi kelebihan kapasitas dan perang harga berkepanjangan.

China akan mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan pertumbuhan di sektor otomotif dan sektor lainnya, kata seorang pejabat kementerian industri bulan lalu.

Pertumbuhan ekspor mobil meningkat menjadi 25% pada Juli dari 23,8% pada Juni, menurut data CPCA. Asosiasi tersebut sebelumnya menaikkan proyeksi penjualan dan ekspor mobil untuk tahun ini, dengan pengiriman yang lebih baik dari perkiraan di pasar domestik dan luar negeri.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement