Kamis 10 Jul 2025 20:25 WIB

Prabowo Apresiasi Brasil Soal Biofuel dan Pertanian Terintegrasi

Brasil jadi rujukan penting dalam bauran energi rendah karbon Indonesia.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto di Istana Planalto, Brasilia pada Rabu (9/7/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden RI Jenderal (Purn) Prabowo Subianto di Istana Planalto, Brasilia pada Rabu (9/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, menggarisbawahi pentingnya pengalaman Brasil dalam pengembangan biofuel dan sektor pertanian terintegrasi. Menurutnya, inovasi Brasil di kedua bidang tersebut telah memberikan dampak nyata bagi perekonomian dan ketahanan energi.

Prabowo menyebut capaian Brasil bisa menjadi contoh berharga bagi Indonesia. Saat ini, Presiden tengah melakukan kunjungan kenegaraan ke negara di kawasan Amerika Selatan tersebut.

Baca Juga

“Kami melihat keberhasilan Anda (Brasil) dalam mengembangkan biofuel, dan saya pikir kami bertekad untuk mengejar kemajuan yang telah Anda capai,” ujar Kepala Negara RI dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, dikutip Kamis (10/7/2025).

Komitmen Indonesia dalam memperkuat pemanfaatan bioenergi ditegaskan melalui penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pengusahaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Aturan ini mengatur tata kelola biofuel, termasuk bioetanol, secara komprehensif, mulai dari pengusahaan, distribusi, hingga pemanfaatannya di sektor transportasi, dengan insentif bagi pelaku usaha.

“Permen ini menjadi landasan penting bagi kita dalam memperkuat ekosistem bioenergi nasional. Kerja sama dengan Brasil di bidang teknologi, riset, dan peningkatan kapasitas sangat potensial untuk mempercepat implementasi kebijakan ini di lapangan,” ujar Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang turut hadir dalam agenda ini.

Indonesia melihat Brasil sebagai mitra penting dalam transisi energi. “Brasil telah membuktikan dirinya dalam pemanfaatan energi rendah karbon. Pengalaman mereka menjadi referensi penting bagi Indonesia yang sedang mempercepat bauran energi bersih,” kata Bahlil.

Sebanyak 88 persen pasokan listrik Brasil berasal dari sumber energi rendah karbon seperti tenaga air, angin, surya, dan bioenergi. Inisiatif Brasil dalam mengembangkan bioetanol dari tebu juga telah menjadikan negara tersebut sebagai produsen etanol terbesar kedua di dunia. Model ini dianggap sangat relevan dengan rencana Indonesia yang saat ini tengah memperluas penggunaan biofuel, termasuk melalui pengembangan bahan baku baru.

Pemerintah Indonesia telah melakukan uji pasar terhadap bioetanol melalui produk Pertamax Green 95, yakni bensin RON 95 yang dicampur dengan 5 persen etanol (E5). Produk ini mulai tersedia di beberapa SPBU Pertamina.

Dikutip dari informasi resmi Kementerian ESDM, kerja sama Indonesia–Brasil telah diikat dalam Memorandum Saling Pengertian (MSP) di bidang energi dan pertambangan sejak 2008. Cakupannya meliputi kegiatan hulu-hilir, riset, pelatihan, serta pertukaran informasi dan proyek bersama. Kunjungan kenegaraan kali ini diharapkan dapat mengaktifkan kembali implementasi teknis dari MSP tersebut.

Dengan latar belakang perdagangan bilateral yang mencapai 6,34 miliar dolar AS pada 2024, momentum kunjungan ini diharapkan mampu memperdalam investasi dan transfer teknologi di sektor energi, mendukung misi transisi hijau, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra strategis global dalam menghadapi perubahan iklim.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement