Rabu 09 Jul 2025 19:45 WIB

Indonesia Tetap Kena Tarif Trump 32 Persen, Pemerintah akan Coba Strategi Baru

Kebijakan tarif 32 persen itu baru berlaku pada 1 Agustus 2025.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Lida Puspaningtyas
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025). Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pengiriman produk Indonesia ke luar negeri tidak terlalu bergantung pada pasar Amerika Serikat (AS). Nilai ekspor Indonesia ke AS menyumbang 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dalam segi skala, pasar AS hanya berkontribusi 17 persen dari total nilai perdagangan Indonesia. Presiden Amerika Serikat Donald Trump, menangguhkan kenaikan tarif resiprokal selama 90 hari untuk puluhan negara, termasuk Indonesia yang sebelumnya terkena sebesar 32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat sudah menetapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap seluruh produk asal Indonesia. Keputusan ini dipertegas lewat surat Presiden AS Donald Trump kepada Pemerintah Indonesia.

Kebijakan tersebut diberlakukan meski negosiasi antara kedua pihak masih berlangsung. Delegasi tanah air yang dipimpin Menteri Perekonomian, Airlangga Hartarto telah berada di negeri Paman Sam. Lantas apakah akan ada strategi baru?

Baca Juga

Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto merespon hal ini. Menurut dia, sebetulnya berbagai tahapan negosiasi telah selesai. Indonesia telah menyampaikan proposal.

Proposal Indonesia, menurut Haryo, bahkan mendapat pujian dari Amerika Serikat. Kemudian, kata dia, proposal Indonesia disarankan menjadi rujukan bagi negara-negara mitra AS lainnya. Sehingga jika bicara strategi baru, Airlangga bakal kembali menyinggung berbagai kelebihan tanah air.

"Sebenarnya negosiasi ini sudah selesai, Indonesia bahkan proposalnya dianggap yang baik, bagus. Strategi baru, ya tadi saya juga sampaikan bahwa saat ini Pak Menko akan menyampaikan Indonesia adalah negara yang sangat strategis dengan segala sumber daya alam yang dimiliki," kata Jubir Kemenko  Perekonomian, di Jakarta, Rabu (9/7/2025).

Indonesia, jelas dia, berharap AS mempertimbangkan posisi Indonesia yang selama ini terus melakukan upaya untuk menyeimbangkan neraca dagang kedua negara. Berbagai permintaan telah dipenuhi. "Dan juga mungkin untuk defisit juga sudah tertangani," ujar Haryo.

Ia menegaskan, tim delegasi terus mendorong sebuah kesepakatan yang memuaskan kedua pihak. Namun perlu diketahui, AS tidak hanya berunding dengan Indonesia. Ada banyak negara berkepentingan.

Pada saat yang sama, Indonesia tak berdiam diri. Menurut Harya, opsi strategis lain akan dicoba. Ini tentang upaya pemerintah mencari pasar baru.

"Amerika sekarang (berunding) bukan hanya dengan Indonesia saja, tapi dengan berbagai negara. Jadi tentu mereka akan sangat sibuk dan memerlukan waktu yang lama untuk mempertimbangkan berbagai hal. Indonesia juga sudah mencoba mencari target pasar baru," tutur Jubir Kemenko Perekonomian.

Dalam paparannya, Haryo menyebut Airlangga dan tim hadir di AS merespon surat Trump. Delegasi Indonesia akan mengadakan pertemuan intens dengan pihak-pihak dari Negeri Paman Sam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement