Kamis 19 Jun 2025 18:04 WIB

Perang Iran-Israel Makin Panas, IHSG Ambrol

IHSG ditutup melemah 139,15 poin atau 1,96 persen ke posisi 6.968,64.

Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (19/6/2025) sore ditutup melemah seiring pelaku pasar tengah mencermati meningkatnya konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah. IHSG ditutup melemah 139,15 poin atau 1,96 persen ke posisi 6.968,64. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 17,95 poin atau 2,26 persen ke posisi 774,81.

“IHSG dan bursa regional Asia bergerak melemah seiring sikap kegelisahan pelaku pasar diguncang oleh meningkatnya konflik antara Israel dan Iran,” ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga

Amerika Serikat (AS) disebut sedang mempersiapkan serangan potensial terhadap Iran, yang meningkatkan kekhawatiran terhadap ketidakstabilan regional yang lebih luas, serta keterlibatan AS yang lebih dalam. Hal itu dilatarbelakangi seiring AS mempertimbangkan potensi konflik langsung dengan Iran. Pejabat senior AS sedang mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional untuk membahas konflik antara Iran dan Israel, sambil mempertimbangkan kemungkinan keterlibatan dalam serangan militer Israel terhadap Iran.

Hal itu berpotensi meningkatkan ketegangan internasional dan eskalasi konflik yang dapat menyebabkan kerugian besar, serta dampak terhadap stabilitas regional dan hubungan diplomatik AS dengan negara-negara lain.

Di sisi lain, The Fed dalam pertemuannya mempertahankan suku bunga pada level tetap 4.25-4.50 persen. Pasar menilai keputusan tersebut setelah mempertimbangkan dengan berhati-hati di tengah kekhawatiran atas dampak inflasi dari tarif Presiden AS Donald Trump.

Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan inflasi yang signifikan ke depan, bahwa kenaikan tarif dagang kemungkinan akan meningkatkan harga dan menambah bahwa dampak terhadap inflasi bis lebih persisten. Sehingga ketidakpastian yang disebabkan oleh tarif mempersulit upaya bank sentral untuk melonggarkan kebijakan.

Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sebelas atau semua sektor melemah yaitu paling dalam sektor barang baku yang minus 3,98 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing-masing turun sebesar 3,58 persen dan 1,74 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CSIS, LABA, NZIA, PTMR, dan BALI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OBAT, CBUT, MBSS, IOTF, dan KOPI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.453.227 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,90 miliar lembar saham senilai Rp13,96 triliun. Sebanyak 92 saham naik, 571 saham menurun, dan 139 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 256,17 poin atau 0,67 persen ke 38.567,50, indeks Hang Seng melemah 80,69 poin atau 0,53 persen ke 23.980,48, indeks Shanghai menguat 1,32 poin atau 0,04 persen ke 3.387,78, dan indeks Strait Times melemah 22,18 poin atau 0,57 persen ke 3.930,64.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement