Sabtu 24 May 2025 20:56 WIB

PM China Soroti Peluang Besar Pertumbuhan Ekonomi Bersama Indonesia

Kolaborasi teknologi dan industri jadi kunci masa depan hubungan kedua negara.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Perdana Menteri China Li Qiang memberikan sambutan saat menghadiri Indonesia-China Business Reception 2025 yang diadakan Kadin Indonesia Komite China di Jakarta, Sabtu (24/5/2025). Acara yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan puluhan pengusaha China itu untuk mempererat hubungan bisnis kedua negara. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama strategis antara Indonesia dengan The China Chamber of Commerce in Indonesia (CCCI).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Perdana Menteri China Li Qiang memberikan sambutan saat menghadiri Indonesia-China Business Reception 2025 yang diadakan Kadin Indonesia Komite China di Jakarta, Sabtu (24/5/2025). Acara yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto dan puluhan pengusaha China itu untuk mempererat hubungan bisnis kedua negara. Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama strategis antara Indonesia dengan The China Chamber of Commerce in Indonesia (CCCI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri China, Li Qiang, menegaskan besarnya peluang pertumbuhan ekonomi yang dapat dinikmati bersama oleh China dan Indonesia. Hal ini, menurutnya, dapat diwujudkan melalui perluasan strategi permintaan domestik dan pelaksanaan proyek-proyek yang mendorong konsumsi.

“Kita masih memiliki ruang pertumbuhan yang sangat besar,” ujar Li dalam sambutannya pada acara Indonesia-China Business Reception 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (24/5/2025) malam.

Baca Juga

Li menjelaskan, salah satu sumber utama pertumbuhan tersebut terletak pada penguatan teknologi dan inovasi. Saat ini, China tengah mengalami kemajuan signifikan dalam teknologi dasar seperti kecerdasan buatan, robotika, dan biomedis.

“Teknologi adalah variabel kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Ia menambahkan, kemajuan teknologi telah mendorong lahirnya produk dan layanan baru di berbagai sektor. Teknologi juga mempercepat transformasi industri dalam skala luas, terutama dalam penerapan kecerdasan buatan, robotika, dan teknologi biomedis.

“Kita dapat dengan yakin mengatakan bahwa dalam banyak aspek, tingkat perkembangan teknologi kita sudah berada di jajaran terdepan dunia, bahkan unggul di sejumlah bidang,” ucapnya.

Lebih lanjut, Li menyoroti pentingnya peningkatan industri sebagai pilar ketiga dalam strategi pertumbuhan ekonomi China. Ia menyebutkan bahwa manufaktur China tetap menjadi yang terdepan di dunia, dengan nilai tambah sektor tersebut yang stabil pada kisaran 30 persen dari total global.

“Kami sedang mendorong transformasi industri menuju digitalisasi, kecerdasan buatan, dan perancangan presisi,” ujar Li.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi untuk memberdayakan berbagai industri menjadi faktor penting dalam menciptakan produk dan layanan inovatif. China juga terus mendorong transformasi industri berbasis digital dan ramah lingkungan.

Li menyampaikan bahwa investasi luar negeri yang dilakukan China akan memperkuat kerja sama ekonomi dengan negara-negara lain, termasuk Indonesia. Kerja sama ini meliputi sektor ekonomi digital, ekonomi hijau, dan manufaktur.

“Kami siap berbagi ruang pertumbuhan dan peluang pembangunan dengan seluruh negara, termasuk Indonesia,” tegasnya.

Ia menutup dengan menyatakan komitmen China untuk terus membuka diri dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi perusahaan asing yang ingin berinvestasi dan berkembang di negaranya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement