Jumat 16 May 2025 22:40 WIB

Lapangan Forel dan Terubuk Serap 2.300 Tenaga Kerja

Proyek strategis migas nasional ini dukung target produksi 1 juta barel per hari.

Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan lapangan minyak di Forel dan Terubuk, Natuna, Kepulauan Riau, yang baru saja diresmikan merupakan tonggak penting dan bersejarah dalam upaya mencapai swasembada energi nasional.
Foto: BPMI Setpres
Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan lapangan minyak di Forel dan Terubuk, Natuna, Kepulauan Riau, yang baru saja diresmikan merupakan tonggak penting dan bersejarah dalam upaya mencapai swasembada energi nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, RIAU — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa proyek dua lapangan minyak dan gas bumi (migas) Forel dan Terubuk telah menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 2.300 orang selama masa konstruksi. Proyek ini berada di Wilayah Kerja (WK) South Natuna Sea Block B, Provinsi Kepulauan Riau.

Bahlil menyebut bahwa proyek ini merupakan hasil karya anak bangsa. “Proyek ini memiliki nilai strategis karena dimiliki sepenuhnya oleh negara. Para pekerjanya juga merupakan anak-anak bangsa. Bahkan kapal Floating Production, Storage, and Offloading (FPSO) pertama dalam proyek ini adalah hasil karya 100 persen dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) tinggi,” ujar Bahlil, yang juga menjabat Ketua Umum Partai Golkar, saat kunjungan ke Laut Natuna, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan kedua lapangan ini merupakan bagian dari pengembangan potensi migas di WK South Natuna Sea Block B, yang sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan produksi migas nasional. “Presiden telah mencanangkan target produksi migas sebesar 900 ribu hingga 1 juta barel per hari pada 2029–2030. Proyek ini adalah salah satu langkah nyata untuk mewujudkannya,” kata Bahlil.

Total nilai investasi untuk proyek ini mencapai 600 juta dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan produksi perdana Lapangan Forel dan Terubuk yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Natuna Ltd.

Produksi gabungan dari dua lapangan ini diproyeksikan menambah pasokan energi nasional sebesar 20 ribu Barrel of Oil per Day (BOPD) minyak dan 60 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) gas. Totalnya setara dengan produksi sekitar 30 ribu Barrel Oil Equivalent per Day (BOEPD).

Dalam sambutannya secara virtual dari Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Prabowo menyebut peresmian ini sebagai momen bersejarah bagi sektor energi nasional.

“Ini adalah momen bersejarah dalam perjalanan bangsa untuk mencapai swasembada energi nasional. Saya, atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia, mengucapkan selamat atas capaian luar biasa ini,” ujar Prabowo.

Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menambahkan bahwa produksi dari dua lapangan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi energi yang sehat dan kompetitif.

“Onstream Lapangan Forel dan Terubuk merupakan tonggak penting yang mencerminkan sinergi kuat antara pemerintah dan Medco E&P. Kami mengapresiasi komitmen terhadap keselamatan kerja, kesehatan, dan pelestarian lingkungan,” ujar Djoko.

Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, menyatakan bahwa keberhasilan proyek ini merupakan bentuk kontribusi nyata dalam memperkuat ketahanan energi nasional. “Kami bangga menjadi bagian dari agenda strategis energi nasional. Proyek ini mencerminkan sinergi erat dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan seluruh pemangku kepentingan,” kata Hilmi.

Lapangan Forel telah resmi onstream sejak 12 Mei 2025. Proyek ini mencakup pembangunan FPSO Marlin Natuna, pengembangan dua platform, dan pengeboran tujuh sumur. FPSO ini akan mendukung produksi minyak dari Lapangan Forel sebesar 10 ribu BOPD, dengan potensi maksimal hingga 13.500 BOPD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement