Jumat 09 May 2025 14:52 WIB

MIND ID Gandeng Kampus Kembangkan Hilirisasi Mineral Strategis

MIND ID memastikan cadangan mineral kritis dan strategis terus dikelola optimal.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
MIND ID, berupaya konsisten mengembangkan sektor industri pertambangan secara berkelanjutan. (ilustrasi)
Foto: mind.id
MIND ID, berupaya konsisten mengembangkan sektor industri pertambangan secara berkelanjutan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, berupaya konsisten mengembangkan sektor industri pertambangan secara berkelanjutan. MIND ID memastikan cadangan mineral kritis dan strategis terus dikelola secara optimal dan mampu dikembangkan menjadi berbagai produk turunan bernilai tambah tinggi.

Oleh karena itu, MIND ID mendorong perguruan tinggi untuk memperkuat program research and development (R&D) dalam menciptakan produk turunan yang mampu menjawab kebutuhan mineral dan logam untuk sektor manufaktur teknologi tinggi. Dalam sharing session di UPN Veteran Yogyakarta, Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, menyampaikan bahwa Grup MIND ID mengelola mineral utama seperti tembaga, emas, nikel, bauksit, timah, dan batu bara.

Baca Juga

Setiap mineral yang dimiliki Indonesia menyimpan potensi strategis untuk dikembangkan menjadi produk turunan bernilai tambah. Potensi ini membuka peluang luas bagi perguruan tinggi untuk menjadikan riset dan pengembangan sebagai motor penggerak inovasi, sekaligus kontribusi nyata dalam mendorong kemandirian industri nasional dan memperkuat daya saing Indonesia di sektor teknologi tinggi.

"Kita harus memperkuat R&D di kampus, dan MIND ID sangat mendukung agar perguruan tinggi memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung pengembangan riset pertambangan. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama berkontribusi lebih besar bagi negeri," ujar Dany, dalam keterangannya di Yogyakarta, dikutip Jumat (9/5/2025).

Ia mencontohkan bijih pembawa timah yang dikelola PT Timah Tbk masih mengandung logam tanah jarang (rare earth element/REE) yang saat ini tengah dikembangkan lebih lanjut. Rare earth element ini terdiri atas kurang lebih 15 unsur, dengan unsur dominan antara lain cerium, lantanum, neodymium, dan praseodimium yang dapat menjadi bahan baku strategis seperti magnet permanen, baterai hibrida, elektronik, dan katalis.

Anggota Grup MIND ID lainnya, PT Bukit Asam Tbk, juga memiliki batu bara yang saat ini tengah diupayakan untuk dikonversi menjadi artificial graphite dan anodized sheet, yang akan memberikan manfaat besar bagi pengembangan ekosistem industri baterai kendaraan listrik di Indonesia. Selanjutnya, Grup MIND ID juga memiliki selenium dari bijih tembaga, yakni unsur yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi bahan baku mikrokonduktor.

Dany menekankan, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung pengembangan produk mineral ini. "Pengembangan mineral-mineral ini adalah amanat dari undang-undang, dan kami berharap perguruan tinggi turut bersama kami menjalankan tugas mulia ini," ujarnya.

Ia berharap perguruan tinggi dapat mendukung pengembangan produk mineral ini. Dengan program R&D yang lebih kuat serta penggunaan teknologi, pengembangan mineral turunan dapat terwujud guna meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam mineral Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement