REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto kembali membahas wacana swasembada bahan bakar minyak (BBM). Gagasan mengenai Kemandirian energi, salah satunya BBM, pernah ia utarakan beberapa saat lalu.
Kali ini, Prabowo secara tegas mendorong stop impor BBM di era ia memerintah. Menurutnya, sumber daya alam Indonesia cukup untuk berdiri di atas kaki sendiri. Sehingga akan ada waktunya, menyudahi pembelian BBM dari luar negeri.
"Negara kita sesungguhnya tidak perlu impor BBM dari manapun," kata Presiden saat memberikan sambutan di momen halal bihalal para purnawirawan TNI, dikutip Rabu (7/5/2025).
Prabowo menerangkan, demi memenuhi kebutuhan BBM, negara harus mengeluarkan uang 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk impor per tahun. Menurutnya, dengan SDA yang ada, Indonesia tidak perlu melakukan importasi BBM itu.
"Dalam pemerintahan yang saya pimpin, saya bertekad Indonesia dalam lima tahun akan datang, harus swasembada BBM. Harus swasembada energi," ujar Presiden.
Ia memahami pernyataannya tentu memancing diskusi lanjutan. Akan ada yang bertanya bagaimana hal itu bisa tercapai? Apalagi jika melihat situasi saat ini, lifting migas Indonesia belum sampai separuh kebutuhan nasional.
"Harus bisa! Nah ini semangat yang ditanamkan oleh Angkatan 45, semangat tidak mengenal menyerah. Harus bisa, merdeka atau mati. Berdiri di atas kaki kita sendiri," tegas Presiden.
Sebelumnya, ia membahas situasi dunia saat ini. Menurut Prabowo Indonesia selalu berpotensi "diganggu" oleh pihak lain. Alasannya karena kekayaan alam berlimpah.
Presiden mencontohkan Indonesia sebagai penghasil komoditas nikel terbesar di dunia. Kemudian bauksit nomor enam di dunia. Lalu tak ketinggalan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO).
Kepala Negara mengatakan CPO sudah masuk komoditas kritis, strategis. Banyak negara lain ingin membeli dari Indonesia. Menurut Prabowo, beberapa di antaranya Mesir, Pakistan, India, juga negara-negara Eropa.
"Setiap saya ke negara-negara mana, mereka minta, Yang Mulia, tolong, kelapa sawit Indonesia kalau bisa prioritas kepada kami. Ternyata dari kelapa sawit ada 65 atau 67 produk, di antaranya kita bisa bikin BBM dari kelapa sawit," ujarnya.
Berdasarkan pernyataan di atas, munculah narasi bakal stop impor BBM. Presiden menargetkan hal itu tercapai dalam lima tahun ke depan, artinya maksimal di 2030.