Jumat 02 May 2025 17:51 WIB

Rupiah Perkasa Menuju Level Rp 16.400 an Akhir Pekan Ini

Penguatan rupiah terjadi karena fundamental ekonomi yang positif.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 139 poin atau 0,84 persen menuju level Rp 16.437,5 per dolar AS pada penutupan Jumat (2/5/2025).
Foto: Dok Republika
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 139 poin atau 0,84 persen menuju level Rp 16.437,5 per dolar AS pada penutupan Jumat (2/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan yang cukup tajam pada pengujung pekan ini, yakni menuju ke level Rp 16.400-an per dolar AS. Padahal kondisi volatilitas pergerakan indeks dolar AS (DXY) tengah menguat hingga sempat menyentuh level 100.

Pengamat menilai, penguatan Mata Uang Garuda terjadi seiring dengan kondisi fundamental perekonomian nasional yang positif. Sehingga faktor eksternal tidak cukup kuat untuk melemahkan rupiah.

Baca Juga

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 139 poin atau 0,84 persen menuju level Rp 16.437,5 per dolar AS pada penutupan Jumat (2/5/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.603 per dolar AS.

“Penutupan akhir pekan rupiah cukup fantastis mengalami penguatan 130 poin, sebelumnya sempet menguat di 145 poin, ini luar biasa. Ini hal yang di luar dugaan dan begitu dahsyat bersamaan dengan indeks dolar yang terus mengalami penguatan,” ujar Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangan suara kepada wartawan, Jumat (2/5/2025).

Menurut analisis Ibrahim, ada berbagai sentimen positif dari dalam negeri yang berhasil mendongkrak rupiah hingga seperkasa itu. Diantaranya mengenai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan April 2025 yang mengalami penguatan, setelah sempat menurun pada bulan Januari hingga Maret 2025.

Di samping itu, inflasi pun terjadi. Kondisi inflasi terjadi seiring dengan banyaknya masyarakat yang melakukan pembelian terhadap logam mulia.

“Di sisi lain, dalam pertemuan Hari Buruh, (Presiden) Prabowo kemungkinan besar akan menghapusoutsourcing, ini cukup luar biasa. Dan ini yang sedang ditunggu oleh pasar,” tuturnya.

Pernyataan yang disampaikan oleh Prabowo tersebut dinilai semacam angin segar di tengah data Bank Dunia/ World Bank yang mencatatkan sebanyak 60,3 persen masyarakat Indonesia terkategori miskin pada 2024. Janji Prabowo yang bakal menghentikan outsourcing pun mendapatkan respons positif dari pelaku pasar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement