Rabu 30 Apr 2025 18:54 WIB

Menteri ESDM Buka Peluang Target 1 Juta Barel Maju 2029

Tidak ada rencana pemerintah untuk memundurkan target lifting minyak.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang majunya pencapaian target lifting 1 juta barel minyak per hari, (ilustrasi)
Foto: Istimewa
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang majunya pencapaian target lifting 1 juta barel minyak per hari, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SENIPAH -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang majunya pencapaian target lifting 1 juta barel minyak per hari, dari 2030 menjadi 2029.

“Oh, ada kemungkinan dong (maju ke 2029),” ucap Bahlil ketika ditemui dalam kunjungan kerjanya di Senipah, Kalimantan Timur, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga

Rencana untuk memajukan target tersebut selaras dengan perintah Presiden Prabowo Subianto, yang meminta agar pada 2029–2030, realisasi lifting minyak bumi bisa mencapai 900 ribu-1 juta barel per hari. Oleh karena itu, Bahlil menyampaikan tidak ada rencana pemerintah untuk memundurkan target lifting minyak 1 juta barel per hari pada 2030. “Kami sebagai prajurit, pembantu, jangan menyerah sebelum bertarung,” ucap dia.

Adapun salah satu strategi yang akan ditempuh untuk merealisasikan target tersebut adalah reaktivasi idle well atau sumur tidak aktif. Terkait dengan hal tersebut, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto menyampaikan ia pun optimis bahwa target tersebut dapat dicapai, sebagaimana keinginan pemerintah.

“Roadmap-nya (peta jalannya) ada. Menteri (Bahlil) tadi optimistis, kami sesuai Menteri,” kata Djoko.

Sebelumnya, Bahlil memaparkan realisasi lifting minyak bumi sepanjang tahun 2024 sebesar 579,7 ribu barel minyak per hari (MBOPD), lebih rendah daripada target APBN 2024, yakni 635 MBOPD. Terkendalanya pemerintah merealisasikan target lifting minyak sempat memantik kemungkinan pemerintah merevisi target 1 juta barel agar ditunda dari 2030 menjadi 2033.

Dwi Soetjipto, ketika menjabat sebagai Kepala SKK Migas, memperkirakan tercapainya target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) mundur ke 2033 akibat pandemi Covid-19.

Tutuka Ariadji, ketika ia masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tidak menampik kemungkinan mundurnya realisasi target 1 juta BOPD pada 2030 menjadi 2033.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement