Rabu 30 Apr 2025 16:35 WIB

Kinerja BRI Kuartal I 2025, CAR 24,03 Persen Hingga Himpun DPK Rp 1.421 Triliun 

BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,8 triliun.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,8 triliun dan aset mencapai sebesar Rp 2.098,23 triliun pada tiga bulan pertama 2025. (ilustrasi)
Foto: BRI
BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,8 triliun dan aset mencapai sebesar Rp 2.098,23 triliun pada tiga bulan pertama 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Finance & Strategy PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari menyampaikan kinerja positif BRI pada kuartal I 2025 tak lepas dari kondisi likuiditas yang memadai dan juga permodalan yang kuat. Viviana mengatakan BRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 13,8 triliun dan aset mencapai sebesar Rp 2.098,23 triliun pada tiga bulan pertama 2025 atau tumbuh sebesar 5,49 persen secara tahunan.

"Hal ini ditunjukkan dengan loan to deposit ratio atau LDR yang berada di level 86,03 persen dengan rasio kecukupan modal atau yang biasa kita sebut capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03 persen," ujar Viviana saat konferensi pers paparan kinerja keuangan BRI kuartal I 2025 di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

 

Viviana menyebut posisi CAR BRI tersebut jauh di atas ketentuan batas minimal Car yang dipersyaratkan oleh regulator. Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang kuat, ucap Viviana, BRI masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik dan lebih sehat pada periode yang akan datang.

 

Viviana juga menekankan fokus BRI dalam melakukan transformasi di sisi funding. Viviana menyampaikan cost of fund atau biaya dana dan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) BRI relatif masih tertinggal dibandingkan bank-bank lain. 

 

"Kalau saja BRI bisa menurunkan cost of fund 50 basis poin saja. Sekarang total dana pihak ketiga BRI itu menyentuh Rp 1.400 triliun, kalau kalikan dengan 0,5 persen saja, dampaknya tidak hanya dirasakan BRI, tetapi juga nasabah UMKM yang selama ini menjadi nasabah utamanya BRI," kata Viviana. 

 

Direktur Network dan Retail Funding BRI Aquarius Rudianto menambahkan BRI selama kuartal I 2025 telah menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 1.421,6 triliun. Aquarius menyebut dana murah atau CASA mendominasi penghimpunan DPK BRI dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp 934,95 triliun.

 

"Pencapaian CASA BRI tersebut tercatat meningkat dibanding dengan porsi kasar pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 61,66 persen," ujar Aquarius. 

 

Aquarius menyampaikan pencapaian CASA BRI tersebut salah satunya didukung pertumbuhan transaksi digital superapps BRImo yang semakin memperkuat posisi BRI dalam layanan digital banking di Indonesia. Hingga akhir Maret 2025, ucap Aquarius, pengguna BRImo telah mencapai 40,28 juta user atau meningkat 20,26 persen secara tahunan (yoy).

 

"Dari jumlah dan nilai transaksi kuartal I 2025, BRImo melayani 1,2 miliar transaksi finansial atau naik 25,5 persen yoy dengan volume sebesar Rp 1.599 triliun atau meningkat sebesar 27,79 persen yoy," lanjut Aquarius. 

 

Dalam menghadapi era digitalisasi, sambung Aquarius, BRI membangun infrastruktur pembayaran yang modern. Aquarius menegaskan BRI memperluas jaringan layanan transaksi nontunai di seluruh lapisan masyarakat. 

 

"Hal tersebut dibuktikan dari keberhasilan BRI membangun ekosistem pembayaran digital dengan dukungan lebih dari 4,3 juta merchant QRIS dan 344 ribu merchant EDC yang tersebar dari pusat kota hingga pelosok desa," kata Aquarius. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement