REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, Bank Syariah Indonesia (BSI) kini telah menjadi bagian dari Danantara. Sinergi tersebut diharapkan mempercepat penguatan sektor ekonomi syariah nasional.
"Tentunya karena sekarang BSI ini sudah menjadi bagian dari Danantara, sehingga kita harapkan nanti bagaimana BSI ini bisa bergerak sama dengan perbankan konvensional lainnya. Dalam hal pengembangan syariah juga gitu ya dan ini bisa kita kerja samakan juga nanti dengan financial syariah di bidang-bidang lainnya," kata Rosan dalam konferensi pers BSI Global Islamic Finance (GIF) Summit di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).
Rosan menegaskan, kontribusi perbankan syariah di Indonesia saat ini masih rendah, yakni sekitar 9 persen dari total industri perbankan nasional. Karena itu, ia berharap, dengan masuknya BSI ke dalam ekosistem Danantara, pengembangan layanan keuangan syariah dapat lebih terintegrasi dan dipercepat.
"Di dalam kan BUMN ini banyak program-program syariah lainnya yang bisa dikerjasamakan. Karena kan ada insurance itu bisa dikerjasamakan, di distribusinya dengan perbankan juga. Kemudian ada capital market mungkin selama ini yang masih belum bisa, belum bergabung lebih besar, itu bisa kita kerjasamakan kita duduk bareng bagaimana ini bisa dikerjasamakan," jelas Rosan.
Dia menyebutkan, sinergi antara BSI, Danantara, dan BUMN lain ke depannya akan difokuskan pada perluasan inklusi keuangan syariah, penguatan jaringan distribusi, serta pengembangan sumber daya manusia (SDM) di sektor syariah. "Ini harus kita tingkatkan di semua sektor yang berhubungan dengan penguatan ekonomi syariah termasuk juga dalam bidang pengembangan dunia usahanya, misalnya di retail dan lain-lainnya."