Sabtu 26 Apr 2025 21:10 WIB

Amran Optimistis Produksi Beras 2025 Di Atas Target 32 Juta Ton

Negara menargetkan produksi beras pada 2025 sekitar 32 juta ton.

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Pekerja memanen padi menggunakan mesin Combine Harvester di area persawahan kawasan Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (18/4/2025). Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimistis mencapai target produksi padi sebanyak 12,6 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2025 yang berasal dari lahan tanam 1,62 juta hektare yang tersebar pada 21 kabupaten.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Pekerja memanen padi menggunakan mesin Combine Harvester di area persawahan kawasan Prambon, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (18/4/2025). Pemerintah Provinsi Jawa Timur optimistis mencapai target produksi padi sebanyak 12,6 juta ton gabah kering giling (GKG) pada 2025 yang berasal dari lahan tanam 1,62 juta hektare yang tersebar pada 21 kabupaten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis produksi beras nasional tahun ini melebihi target. Negara menargetkan produksi beras pada 2025 sekitar 32 juta ton.

Amran berkaca pada dinamika yang terjadi. Misalnya, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) hingga April 2025, produksi gabah nasional mencapai 13,9 juta ton. Sementara konsumsi beras domestik tercatat 10,7 juta ton. Hal ini menunjukkan terjadi surplus.

Baca Juga

Sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kemudian stok di Bulog di atas 3 juta ton. Menurut Mentan itu catatan tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

"Bapak-ibu sekalian, Insya Allah, sesuai APBN target kita tahun ini sebesar 32 juta ton, tapi keyakinan saya berada di atas target," kata Amran saat berbicara dalam Koordinasi Nasional (Kornas) Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, di  Ragunan, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

Ia membahas betapa vitalnya pangan. Sudah pasti itu adalah kebutuhan pokok. Lebih jauh lagi, stabilitas pangan bisa memengaruhi situasi di masyarakat.

Ini dalam konteks pengelolaan sebuah negara. "Kalau pangan bermasalah, negara bermasalah," ujar Amran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement